Cerita Nagari Atar, Pencetak Para Pengusaha Fotokopi yang Telah Menyebar di Seluruh Indonesia

Perantau asal Nagari Atar telah menyebar di hampir seluruh wilayah. Tak heran, Nagari Atar kemudian dikenal dengan Nagari Fotokopi.

Tugu Fotokopi di Nagari Atar, Tanah Datar. [Foto: Ist]

Batusangkar, Padangkita.com - Siapa yang tak kenal dengan photocopy atau fotokopi? Hampir semua orang mungkin pernah menggunakan jasa mesin untuk memperbanyak dokomen ini. Namun, siapa sangka, ternyata sebagian besar pengusaha atau pengelola mesin fotokopi di negara ini berasal dari Nagari Atar, Kecamatan Padang Gantiang.

Perantau asal Nagari Atar telah menyebar di hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Sumatra dan pulau lainnya di Indonesia. Tak heran, Nagari Atar kemudian dikenal dengan Nagari Fotokopi.

Untuk mengabadikan kesuksesan itu, di Nagari Atar dibangun sebuah tugu fotokopi, yang sekarang posisinya berada tepat di depan kantor wali nagari setempat.

Tugu itu dibangun atas kesepakatan dari semua perantau yang pada umumnya adalah pengusaha fotokopi. Tujuannya, agar orang-orang tahu sebagian besar perantau asal nagari itu adalah pengusaha fotokopi.

Mungkin belum semua orang tahu di mana letak Nagari Atar tersebut. Gambaran umum, secara geografis, Nagari Atar terletak lebih kurang 25 km dari Kota Batusangkar, Ibu Kota Kabupaten Tanah Datar.

Nagari ini masuk wilayah administrasi Kecamatan Padang Ganting yang umumnya kawasan pertanian, meskipun keadaan tanahnnya tidak termasuk subur dibanding kawasan lain di Tanah Datar.

Nagari Atar memiliki luas lebih kurang 4.500 hektare yang terbagi tiga Jorong. Jorong Taratak VIII seluas 1.400 hektare, Jorong Taratak XII seluas 1.500 hektare, dan Jorong Lareh Nan Panjang seluas 1.600 hektare.

Menurut hasil Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) Kabupaten Tanah Datar Keadaan Semester II Per 31 Desember tahun 2014, jumlah penduduk Nagari Atar tercatat sebanyak 5.066 jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 2.489 orang dan perempuan sebanyak 2.566 orang.

Dan, Kepala Keluarga sebanyak 1.542 KK yang tersebar merata di tiap jorong. Data terbaru, jumlah penduduk Nagari Atar telah mencapai 5.400 KK.

Secara administrasi pemerintahan, sebelah Barat Nagari Atar berbatas dengan Nagari Padang Ganting, sebelah Timur berbatas dengan Nagari Taluk dan Pangian (Lintau Buo), lalu sebelah Utara berbatas dengan Nagari Tanjung Barulak dan sebelah Selatan berbatas dengan Talawi Kota Sawahlunto.

Nagari Atar sendiri sebagian besar adalah perbukitan karena memang terletak di kawasan Bukit Barisan, dengan suhu antara 30 C – 35 C dan curah hujan rata rata 1.300 mm /tahun. Dengan kondisi ini, tanah di Nagari Atar terbilang kurang subur, tetapi masih cocok untuk pertanian.

Hampir 90 persen penduduk Nagari Atar menjadi petani dan berkebun. Selebihnya, pedagang, pegawai, pengusaha, dan pekerja serabutan.
Di bidang pertanian, yang menjadi unggulan adalah karet dan saat ini telah menghasilkan lebih kurang 15 ton per minggu.

Wali Nagari Atar Halyu Pardi mengatakan, kemajuan nagari ini memang tak terlepas dari kontribusi para perantau. Berkat bantuan perantau, nagari ini juga mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Dari total penduduk Atar 5.400 kepala keluarga, dua pertiga di antaranya berada di berbagai perantauan. Itu, kata Halyu, hampir 3.000 warga Atar berada di perantauan.

“Biasanya dahulu kebanyakan masyarakat kita banyak yang diam di perbukitan, dan sekarang sudah mulai ramai juga di jalan-jalan. Hal ini terjadi seiring berkembangnya jumlah penduduk,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Senin (29/3/2021).

Halyu menyebutkan, pada umumnya sawah di Nagari Atar adalah sawah tadah hujan, yang artinya sawah-sawah di sana hanya bisa diolah saat musim hujan datang.

Nagari Atar Berubah Sejak Tahun 2000

Dia menceritakan, mulai terlihat majunya nagari ini berawal pada tahun 2000-an. Di mana saat itu, para pengusaha fotokopi mulai ramai dan berkembang tak hanya di Pulau Sumatra, namun juga hampir di semua daerah di Pulau Jawa. Merekalah kemudian yang banyak membantu saudara-sudaranya di kampung termasuk membantu nagari.

Halyu pun menceritakan bagaimana asal mulanya warga Atar banyak yang jadi pengusaha fotokopi. Menurut Halyu, itu semua berawal dari seorang perantau bernama Haji Yuskar.

“Sebenarnya, cikal bakal (usaha) fotokopi ini adalah dari salah seorang tetua kita. Pada tahun 1974, Haji Yuskar, merantau ke Bandung dengan hanya membawa uang Rp27.500. Di sana ia mulai menjual alat tulis hingga akhirnya bisa mengembangkan usaha mesin fotokopi ini,” kata Halyu.

Haji Yuskar itu, lanjut Halyu, kemudian mulai mengajak para pemuda Nagari Atar yang putus sekolah untuk bekerja bersamanya.

“Nah, mereka-mereka itulah yang kemudian berhasil dan mengembangkan usaha tersebut hingga saat ini,” ucap Halyu.

Setelah berhasil menguasai beberapa wilayah, para pengusaha ini kemudian sepakat untuk patungan dan membangun tugu fotokopi dengan menghabiskan dana waktu itu sekitar Rp30 juta.

“Atar ini kan masih banyak orang yang belum tahu. Di luar sana orang tahunya hanya nama, jadi sebagai ciri khas agar dikenali orang luar, disepakatilah untuk membangun tugu tersebut,” tuturnya.

Tak hanya sampai di situ, para perantau pun ikut andil dalam pembangunan di nagari, mulai dari tempat ibadah, maupun dalam bentuk lainnya.

“Untuk saat ini di nagari kita ada kesenian masyarakat seperti salawat dulang, kemudian kita juga punya objek wisata Talago Biru. Namun kita akui masih belum dikelola optimal. Untuk itu kita masih membutuhkan bantuan pemerintah daerah,” harapnya.

Halyu menjelaskan, diperkirakan ada 3.000 warganya di perantauan, yang hampir semuanya sebagai pengusaha fotokopi. Sampai saat ini, tradisi merantau masih melekat bagi masyarakat Atar. Biasanya, seusai tamat dari sekolah, pemuda Atar akan langsung pergi merantau.

Awalnya, mereka akan bekerja sebagai karyawan di tempat fotokopi, sekalian untuk belajar mengoperasikan mesin itu. Jika telah lancar, mereka akan dibantu oleh perantau lain untuk bisa mandiri.

“Ada juga yang tamat sekolah langsung merantau, ada juga yang putus sekolah dan memilih untuk merantau,” tuturnya.

Namun, sebut Halyu, pandemi Covid-19 juga berimbas pada para pengusaha fotokopi itu.

Baca juga: Viral, Ibu Fotokopi Wajah Anaknya Tuai Kecaman Warganet

"Jika biasanya warga di kampung menerima kiriman dari perantauan, namun saat ini hal tersebut mulai berkurang. Perantau terdampak, masyarakat di kampung juga. Ekonomi perantau kita terdampak karena orang tidak sekolah dan kuliah. Padahal mereka bergantung pada itu," tukasnya. [pkt]


Baca berita Tanah Datar hari ini dan berita Sumbar hari ini hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Musala di Kawasan Angker Galoga: Ubah Ketakutan Menjadi Keteduhan
Musala di Kawasan Angker Galoga: Ubah Ketakutan Menjadi Keteduhan
Jalinan Sinergi dan Kenangan Manis Warnai Malam Pisah Sambut Dandim 0307 Tanah Datar
Jalinan Sinergi dan Kenangan Manis Warnai Malam Pisah Sambut Dandim 0307 Tanah Datar
Bupati Serahkan Piala Adipura kepada DPRD: Simbol Penghargaan untuk Rakyat
Bupati Serahkan Piala Adipura kepada DPRD: Simbol Penghargaan untuk Rakyat
Tanah Datar Raih Piala Adipura Ketujuh Kalinya: Bukti Konsistensi Kebersihan dan Keindahan
Tanah Datar Raih Piala Adipura Ketujuh Kalinya: Bukti Konsistensi Kebersihan dan Keindahan
4 Rumah Gadang dan 2 Hunian Warga di Tanah Datar Ludes Terbakar
4 Rumah Gadang dan 2 Hunian Warga di Tanah Datar Ludes Terbakar
Seratusan Balon Wali Nagari di Tanah Datar Jalani Seleksi
Seratusan Balon Wali Nagari di Tanah Datar Jalani Seleksi