Benarkah Kota Padang Akan Tenggelam? Ini Analisa Ahli dari Unand

Benarkah Kota Padang Akan Tenggelam? Ini Analisa Ahli dari Unand

Kawasan Pantai Padang. [Foto: Padang.go.id]

Padang, Padangkita.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan ancaman tenggelamnya sejumlah kawasan pesisir di Indonesia pada tahun 2050.

Salah satu daerah yang terancam tenggelam adalah Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Pakar gempa dari Universitas Andalas (Unand) Badrul Mustafa menilai, potensi itu memang ada.

"Tentu ancaman (Padang tenggelam) itu ada, kalau penyebabnya tidak diatasi," kata Badrul dalam perbincangan dengan Padangkita.com, Jumat (27/8/202).

Menurut Badrul, terdapat dua faktor yang menyebabkan Padang bisa tenggelam. Pertama, kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim, dan kedua, penurunan permukaan tanah.

Dari dua faktor tersebut, lanjut Badrul, potensi penurunan permukaan tanah harus diantisipasi oleh pemerintah.

"Harus diantisipasi atau dicegah, misalnya jangan sampai ada aktivitas manusia yang menyebabkan air tanah disedot secara berlebihan," ingatnya.

Badrul mengatakan, menurut penelitian LIPI, ada sejumlah kawasan di Padang yang memiliki potensi penurunan permukaan tanah.

Kawasan tersebut yakni, Sungai Sapih, Gunung Sarik, Gurun Laweh, Kampung Olo, Rimbo Kaluang, Kalumbuak, Kuaro Pagang, Kampung Lapai, Surau Gadang, Air Tawar Timur, Lolong Belanti, Air Tawar Barat, dan Ulak Karang Selatan. Selanjutnya, Kecamatan Padang Utara, Naggalo, dan Padang Barat.

"Tiga kawasan terakhir ini yang paling signifikan. Kenapa disebut signifikan, di sini sering terjadi banjir," ujar Badrul.

Menurut Badrul, ancaman penurunan permukaan tanah di Padang belum mengkhawatirkan, tetapi tetap perlu diantisipasi.

"Jika dibandingkan dengan Jakarta belum apa-apa, tapi untuk mencegah tenggelam ke depannya, jangan sampai ada industri atau pabrik yang mengambil air tanah, terutama di tiga kawasan yang disebutkan tadi," ujar Badrul.

Penyedotan air tanah, kata Badrul, dapat digantikan dengan air PDAM.

Dihubungi terpisah, pengamat lingkungan Unand Isril Berd juga mewanti-wanti penyedotan air tanah berlebihan yang dapat menyebabkan tanah terban.

"Air tanah kalau disedot, lama-lama akan kosong. Kalau sudah kosong, maka daya penyangga atau penopang tanah itu sudah tidak kuat lagi, lalu terjadi tanah terban," kata Isril.

Ia menyebut, kasus tanah terban memang belum begitu mengancam Padang, tetapi sudah terjadi di Jakarta.

"Di Jakarta, sudah ada peristiwa 15 tahun yang lalu di Jalan Pramuka menuju Tanjung Priok, itu ada tanah terban," ujarnya.

Oleh karena itu, Isril mengingatkan, eksploitasi air tanah tidak bisa sembarangan, harus ada izin.

Baca juga: Penanganan Banjir Kota Padang, PR Pemerintah Daerah Menembus Bappenas

"Memang ada pengisian ulang oleh curah hujan, tapi untuk air tanah tertekan itu lama sekali mengisinya. Bisa puluhan hingga ratusan tahun," beber Isril. [den/pkt]

Baca Juga

Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Kunjungi Posko Erupsi Marapi, Andre Rosiade Bantu Dapur Umum Rp25 Juta dan Sembako
Kunjungi Posko Erupsi Marapi, Andre Rosiade Bantu Dapur Umum Rp25 Juta dan Sembako
Prof. Syukri Arief Resmi Pimpin DPW ADI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov Hansastri
Prof. Syukri Arief Resmi Pimpin DPW ADI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov Hansastri