Jakarta, Padangkita.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Doni Monardo mengatakan pihaknya menemukan laboratorium dikelola pemerintah yang seharusnya gratis, justru turut memasang tarif untuk tes swab kepada masyarakat.
Padahal, kata Doni, Satuan Tugas Covid-19 telah mendistribusikan jutaan PCR ke seluruh daerah untuk digunakan dalam pemeriksaan sampel swab Covid-19.
"Memang kalau dilihat 51 persen mereka yang sekarang mengikuti tes swab ini adalah gratis, itu adalah lab-lab yang dikelola pemerintah. Tapi ada juga lab-lab tertentu kami dapat laporan ada yang minta bayaran kepada masyarakat," ujar Doni yang juga menjabat Ketua Satgas Covid-19, Kamis (3/9/2020).
Selain itu, Doni juga mengungkapkan ada rumah sakit tertentu yang memainkan harga tes polymerase chain reaction/PCR hingga lima kali lipat dari harga normal. Namun Doni tidak menyebutkana nama rumah sakit yang mematok harga mahal tes PCR.
"Ada rumah sakit yang mematok harga tes PCR Swab sampai di atas Rp2,5 juta. Padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat sebenarnya tidak akan lebih dari Rp500 ribu per unit atau per sekali pemeriksaan spesimen," katanya.
Baca juga: Sejumlah Politisi Kritik Pernyataan Puan, Tegaskan Sumbar Sudah Dukung Pancasila Sejak Dulu
Atas temuan tersebut, lanjutnya, Satgas Covid-19 akan berbicara dengan Kementerian Kesehatan sebagai tindak lanjut untuk mentertibkan rumah sakit maupun laboratorium yang melambungkan harga tes PCR. Sekaligus menetapkan harga standar untuk setiap pemeriksaan spesimen di Indonesia.
"Supaya harganya standar kami tidak ingin pengusaha yang membeli alat, membangun jaringan, mereka rugi. Tapi kami juga tidak ingin masyarakat mengalami kerugian. Jadi kami akan libatkan BPKP untuk memutuskan harga yang layak sehingga berjalan dengan baik," tandas Doni. [*/try]