Simpang Empat, Padangkita.com - Para pengungsi korban gempa bumi di Halaman Kantor Bupati Pasaman Barat (Pasbar) mengeluhkan minimnya sarana prasarana pengungsian yang disalurkan panitia. Malahan mereka sering dimarahi oleh petugas ketika meminta bantuan yang dibutuhkan.
Seperti halnya yang disampaikan pengungsi Ira, 42 tahun. Dimana tenda yang mereka tempati saat ini hanya beralaskan terpal dan tidak ada selimut.
"Ini alas tidur kami disini hanya dari terpal dan karpetnya pun sudah basah namun tidak ada ganti lagi yang diberikan petugas. Apalagi selimut, padahal anak-anak disini banyak," katanya saat ditemui Padangkita.com di lokasi tenda pengungsian Halaman Kantor Bupati setempat, Senin (28/2/2022).
Situasi ini katanya semakin parah ketika turun hujan, dimana air mengalir di bawah terpal begitu juga angin yang berhembus, sementara anak-anak tidak memiliki selimut.
"Kalau kita orang dewasa okelah bisa ditahan dingin angin malam ini. Tapi kalau anak-anak kita ini pasti tidak kuat, dan sekarang bahkan sudah ada yang demam," sebutnya.
Terlihat di lokasi pengungsian, banyak anak-anak usia satu tahun ke atas yang ikut mengungsi dan bahkan sudah diserang demam, bersyukur tim medis ada di lokasi sehingga bisa cepat mendapat penanganan.
Baca Juga : Memprihatinkan, 500 Pengungsi Gempa Pasbar di Nagari Kajai Belum Tersentuh Bantuan
"Tapi kami bersyukurnya makan Alhamdulillah tepat waktu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pada H+3 bencana gempa, banyak para pengungsi yang belum tersentuh bantuan kemanusian. Diantaranya seperti yang dikeluhkan para pengungsi di Ladang Panjang, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau.
Data yang dihimpun Padangkita.com di lokasi, sebanyak 500 lebih pengungsi di sana belum tersentuh bantuan. Mereka yang rumahnya hancur rata dengan tanah, masih bertahan di tenda-tenda pengungsian dengan keterbatasan, mulai dari pangan hingga selimut. [rom/isr]