Padangkita.com - Memperingati hari kelahiran penyair senior Sumatera Barat, Rusli Marzuki Saria (papa) yang ke 82 tahun akan dilaksanakan sejumlah acara sastra di Padang. Di Sumatra Barat, pria berkacamata itu ialah legenda di dunia sajak. Ia menjadi panutan bagi generasi penyair di bawahnya. Bahkan beberapa penyair, tumbuh-kembang bersama Papa, baik melalui diskusi maupun pembelajaran yang dia berikan.
Papa bisa dibilang seorang bernapas panjang menempuh perjalanan jauh kepenyairan. Ia telah memulai sejak enam dekade lalu. Kepenyairannya berjalan pada labirin sejarah Sumatra Barat yang berliku. Papa lahir di Nagari Kamang Mudik, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, pada 26 Januari 1936. Ayahnya, Marzuki, kepala nagari yang juga punya usaha bendi. Ibunya bernama Sarianun.
Papa Rusli Marzuki Saria juga menerima penghargaan South East Asean (SEA) Write Award 2017 dari Kerajaan Thailand membuat dunia sastra Sumatra Barat kembali bersinar. Papa menjadi sastrawan Sumatra Barat keempat yang menerima SEA Write Award.
Ketua Panitia Peringatan 82 Tahun Penyair Rusli Marzuki Saria, Sastri Bakry mengatakan pelaksanaan acara sastra tersebut akan dilaksanakan di luar ruangan, tepatnya di kawasan tepi pantai.
"Jika dulu acaranya kita laksanakan di ruangan Auditorium Gubernuran, maka peringatan 82 tahun Papa Rusli kali ini akan kita gelar di tempat terbuka, yaitu di tepi pantai Pasia Muaro Gantiang, Parupuak Tabing, Sabtu, tanggal 3 Maret 2018 mendatang," kata, Selasa (02/01/2018).
Menurutnya, materi acara yang akan digelar pada peringatan 82 tahun penyair Rusli Marzuki Saria ini adalah peluncuran buku ‘Parewa Sato Sakaki’ karya Rusli Marzuki Saria. Penyampaian orasi sastra oleh Hasanuddin WS (kritikus sastra yang juga guru besar ilmu sastra di FBS-UNP), Bazar Buku karya Rusli Marzuki Saria, dan pembacaan puisi-puisi Rusli Marzuki Saria oleh para penyair Sumatera Barat.
Sastri Bakry juga mengatakan bahwa acara ini terbuka untuk para seniman, budayawan, wartawan, dosen, guru, mahasiswa dan para siswa yang berminat sastra.
“Acara ini adalah acara kita bersama. Justru itu, di acara ini setiap kita mempunyai peran yang sama yaitu mengapresiasi kreativitas Papa Rusli Marzuki Saria, penyair kelahiran Kamang, Bukittinggi, 26 Februari 1936, yang sejak tahun 1955 sampai usia 82 tahun ini, masih tetap setia menulis puisi,” ujar Sastri.