Idealnya Sekolah Tatap Muka Dimulai Pekan Ketiga Setelah Libur, Ini Pertimbangan Epidemiolog

Berita Sumbar terbaru: Epidemiolog Unand menilai sekolah tatap muka di Sumbar lebih efektif dilaksanakan minggu ketiga pasca-libur tahun baru.

Ils. [Foto: Ist]

Berita Sumbar terbaru: Epidemiolog Unand menilai sekolah tatap muka di Sumbar lebih efektif dilaksanakan pada minggu ketiga pasca-libur tahun baru.

Padang, Padangkita.com - Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Defriman Djafri mengatakan, sekolah tatap muka di Sumatra Barat (Sumbar) lebih efektif dilaksanakan pada minggu ketiga pasca-libur tahun baru.

Hal itu karena efektifitas pembatasan mobilitas pengunjung yang dilakuakan oleh pemerintah bersama dengan Polri pada libur serta dampaknya baru dapat dilihat pada minggu ketiga.

“Potensi (peningkatan kasus) itu kan bisa dilihat dari tiga minggu setelah liburan ini. Karena pantauan peningkatan kasus itu dapat kita lihat selama tiga minggu ini, berapa jumlah peningkatan kasusnya,” ujar Defriman dihubungi Padangkita.com, Rabu (6/1/2021) malam.

Defriman mengatakan selama libur dapat dipastikan pergerakan orang meningkat dari pada hari biasanya. Mobilitas masyarakat dari berbagai daerah yang tentunya juga ada dari daerah rawan penyebaran Covid-19 masuk ke wilayah Sumbar.

Untuk mendeteksi penyebaran virus dari orang yang masuk ke Sumbar tersebut tentu tidak dapat langsung diketahui pada minggu pertama. Sebab, menurut dia pasti akan terjadi delay data atau keterlambatan dalam mencatat jumlah peningkatan kasus tersebut.

“Kalau dilihat dari peningkatan pada minggu pertama setelah tahun baru ini belum bisa kita katakan sebagai peningkatan akibat libur. Peningkatan pada minggu ini bisa dikatakan efek dari penambahan kasus pada tiga minggu sebelumnya. Karena data inikan juga delay,” kata Defriman.

Ia menyebutkan, delay ini disebabkan bukan hanya karena jarak antara kapan orang itu terinfeksi hingga ia diketahui terinfeksi Covid-19, namun juga bisa disebabkan karena proses penghitungan jumlah positif, peningkatan kasus bahkan karena adanya antrean pemeriksaan sampel hingga proses pelacakan dari pasien positif tersebut.

“Jadi kami menghitung itu sekitar delapan hari. Bayangkan delapan hari delay dengan kondisi dari onset (awal terinfeksi) itu. Jika dia terinfeksi kan artinya data yang dilaporkan pada hari ini bukan berarti dia terinfeksi pada hari ini,” sebut Defriman.

“Jadi efek dari libur ini kita baru bisa memastikan pada minggu ketiga, karena menunggu kapan orang ini dites swab dan merasa ada gejala. Jika delay-nya tambah lagi misalnya karena antrean sampel yang diperiksa itu bisa sampai minggu keempat delay-nya,” sambungnya.

Halaman:

Baca Juga

Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Terdata 670 TPS Liar di Padang, Hendri Septa sebut Kota Darurat Sampah
Terdata 670 TPS Liar di Padang, Hendri Septa sebut Kota Darurat Sampah
Polresta Padang Musnahkan Lebih 18 Kilogram Ganja dan 174 Gram Sabu
Polresta Padang Musnahkan Lebih 18 Kilogram Ganja dan 174 Gram Sabu
Forkopimda Padang Rumuskan Sanksi Pelaku Tawuran, Kapolresta Usul Pendidikan Semimiliter
Forkopimda Padang Rumuskan Sanksi Pelaku Tawuran, Kapolresta Usul Pendidikan Semimiliter
Sejarah Balai Kota Padang dari Masa ke Masa, dari Kawasan Muaro ke Aie Pacah
Sejarah Balai Kota Padang dari Masa ke Masa, dari Kawasan Muaro ke Aie Pacah