Jakarta, Padangkita.com - Indonesia kini punya alat screening atau deteksi Covid-19 buatan dalam negeri. Ada GeNose dan CePAD yang bisa dipakai dalam proses testing, tracking, tracing dan treatment.
Dua alat buatan anak negeri ini dikenalkan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro secara daring pada Senin (28/12/2020) kemarin.
"Sudah lengkap alat screening dibuat anak bangsa sendiri. Screening tidak perlu lagi impor," kata Bambang, dalam Konferensi Pers GeNose UGM dan Cepad Unpad, Senin (28/12/2020).
GeNose C19 merupakan inovasi yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada, sementara CePAD dikembangkan oleh Universitas Padjadjaran.
Bambang menjelaskan, GeNose C19 mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 di orofaring atau tenggorakan melalui hasil metabolisme Volatile Organic Compound (VOC) atau semacam senyawa hidrokarbon kompleks yang diproduksi dari hasil metabolisme virus.
Sensitifitasnya, kata dia, mencapai 90 persen, spesifisitas 96%, akurasi 93 persen dengan PPV 88 persen dan NPV 95%.
Baca juga: Bocah 9 Tahun “Ryan Kaji” Paling Kaya, Ini Daftar Youtuber Terkaya di Dunia
Berbeda dengan swab test PCR yang membutuhkan waktu pemeriksaan hingga beberapa hari, GeNose C19 dapat mendeteksi Covid-19 hanya dalam hitungan beberapa puluh detik dan tanpa menimbulkan rasa sakit.
Analisis datanya menggunakan Kecerdasan Artifisial, dengan biaya per test berkisar antara Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu dan hasil yang cepat sekitar 2 menit dan tanpa reagen atau bahan kimia lainnya, maka diharapkan dengan penggunaan GeNose ini bisa meningkatkan kapasitas skrining Covid-19 di masyarakat.
GeNose telah mengantongi Izin Edar KEMENKES RI AKD 20401022883 dan siap diproduksi massal untuk dipasarkan.
Menurut Bambang, untuk tahap awal (batch pertama) GeNose C19 telah diproduksi sekitar 100 unit dan sekarang sudah digunakan di beberapa rumah sakit dengan satu mesin dibanderol Rp62 jutaan.
Sementara itu, CePad adalah alat deteksi cepat Covid-19 yang menggunakan metode deteksi antigen bukan antibody seperti yang selama ini dipergunakan.
Bambang menjelaskan harga CePad hanya Rp120 ribu per unitnya dan hasil tes sudah bisa diperoleh 15 menit.
"CePad juga sudah dilengkapi trace, barcode yang dihubungkan dengan NIK sehingga mempercepat aksi untuk penanganan orang yang positif, membantu tracing dan tracking," jelas Bambang.
CePAD juga sudah dilengkapi dengan sistem Trace (Portal CePAD ), yaitu setiap unit memiliki barcode yang dapat terkait dengan NIK dan masuk dalam database sehingga dapat mempercepat aksi untuk penanganan orang yang terdeteksi positif Covid-19 dan pembatasan penularan penyakit.
“Perkembangan terakhir CePAD yang dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Universitas Padjadjaran dipimpin Pak Yusuf, sudah mendapatkan produsen PT Pakar Biomedika Indonesia dan distributor PT Usaha Bersama Jabar, dan sudah mampu memproduksi per bulan sampai 500 ribu unit,” ujarnya.
Deteksi CePAD juga sudah mendapatkan Izin Edar KEMENKES RI AKD 20303022358 pada tanggal 4 November 2020. [try]