Tangkal Radikalisme, Kepala BNPT Isi Kuliah Umum di Unand

Tangkal Radikalisme, Kepala BNPT Isi Kuliah Umum di Unand

Kepala BNPT Komjen (Pol) Suhardi Alius di dampingi Gubernur Sumbar dan Kapolda Sumbar di Padang (07/8/2017).  (Foto: Aidil Sikumbang)

Lampiran Gambar

Kepala BNPT Komjen (Pol) Suhardi Alius di dampingi Gubernur Sumbar dan Kapolda Sumbar di Padang (07/8/2017).  (Foto: Aidil Sikumbang)

Padangkita.com – Sebagai upaya menangkal tindakan radikalisme, Universitas Andalas (Unand) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kuliah umum dengan tema “Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme” di Convention Hall, Kampus Unand Limau Manis, Jum’at (2/2/2018) lalu.

Rektor Unand Tafdil Husni mengatakan  sikap radikal akan mendorong perilaku individu untuk membela secara mati-matian mengenai suatu kepercayaan, keyakinan, agama, atau ideologi yang dianutnya.

Radikalisme muncul karena pemikiran dan seharusnya diperangi melalui pemikiran yang jernih juga yang berdasarkan pada norma masyarakat dan agama.

Hadir pada kuliah umum itu, Komjen Pol Suhardi Alius, Kepala BNPT yang berbicara mengenai bahaya radikalisme dan upaya pencegahannya.

“Bahayanya radikalisme saat ini sudah menjarah pada anak-anak dan perguruan tingi. Oleh karena itu, perlu pembekalan bagi mahasiswa untuk membentengi diri dari konsep atau pemikiran tentang terorisme maupun radikalisme yang akan merusak masa depan bangsa,” ujarnya di hadapan sekitar 500 peserta kuliah umum dikutip dari laman unand.ac.id, Senin (5/2/2018).

Menurutnya stigma resonansi dan radikalisme  tidak hanya dianut oleh beberapa orang yang melakukan menyimpangkan, bahkan juga anak-anak tak berdosa juga berpotensi menjadi seorang teroris. Masyarakat diminta cerdas dalam memilih dan memilah informasi apalagi memalui media massa.

“Semua terbuka di media massa, filternya ada semua dalam diri kita sendiri yang mempengaruhi khususnya guru, keluarga, komunitas” ujarnya.

Media massa sangat berperan penting dalam penyebaran paham khususnya bagi mereka yang kekurangan pengetahuan, sehingga paham tersebut dapat dengan mudah tinggal dan mendarah daging dalam diri tambahnya.

Suhardi mengatakan lembaganya melakukan penyelamtan terhadap korban terorisme dan dari korban terorisme sekarang sudah 120 orang mantan narapidana yang sudah dikembalikan. Mantan teroris ini akan dijadikan narasumber untuk dalam misi perdamaian.

Ia berpesan agar masyarakat juga tidak memarginalkan atau mengintimidasi mantan narapidana resonansi bangsa dan radikalisme karena hal itu hanya akan membuat para napi merasa semakin terasing.

Selain itu, dalam memerangi penyebaran terorisme pada anak-anak muda, BNPT mengadakan pemilihan Duta Damai yang diadakan beberapa hari lalu di Padang yang diikuti 600 perserta. Dari 600 peserta dipilih hanya 60 orang yang akan menjadi tim agen dari BNPT untuk menyebarkan paham resonansi bangsa dan bahayanya radikalisme.

Baca Juga

Ini Upaya Polda Sumbar untuk Cegah Paham Radikalisme Masuk di Tengah Masyarakat
Ini Upaya Polda Sumbar untuk Cegah Paham Radikalisme Masuk di Tengah Masyarakat
Masih Ada 91 Warga Tanah Datar Belum Cabut Baiat ke NII, Bupati Eka: Mereka Kebanyakan Tinggal di Perantauan
Masih Ada 91 Warga Tanah Datar Belum Cabut Baiat ke NII, Bupati Eka: Mereka Kebanyakan Tinggal di Perantauan
2 Warga Padang yang Cabut Baiat Bakal Jadi Penceramah Sosialisasikan Bahaya NII
2 Warga Padang yang Cabut Baiat Bakal Jadi Penceramah Sosialisasikan Bahaya NII
Setelah Dharmasraya dan Tanah Datar, 2 Anggota NII Juga Cabut Baiat di Padang
Setelah Dharmasraya dan Tanah Datar, 2 Anggota NII Juga Cabut Baiat di Padang
Berasal dari Sejumlah Daerah di Sumbar, 518 Anggota NII Cabut Baiat di Tanah Datar
Berasal dari Sejumlah Daerah di Sumbar, 518 Anggota NII Cabut Baiat di Tanah Datar
391 Anggota NII di Dharmasraya Cabut Baiat, Ucap Sumpah Setia kepada NKRI
391 Anggota NII di Dharmasraya Cabut Baiat, Ucap Sumpah Setia kepada NKRI