Batusangkar, Padangkita.com—Lima tahun tak dialiri air, akhirnya irigasi saluran Sangki I Nagari Pangian, Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar kembali dialiri air.
Ini setelah bendungan selesai dibangun dan warga bergotong royong membersihkan sedimentasi yang sudah lama mengendap di sepanjang bandar.
Warga dibantu Calon Bupati Tanah Datar Eka Putra dan perantau Pangian dengan cara mengirimkan alat berat ke lokasi gotong royong.
Informasi yang dihimpun Padangkita.com, Bendungan Irigasi Sangki I hancur karena bencana pada 2015 yang lalu. Setelah diperjuangkan, akhirnya dibangun kembali oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra V pada tahun 2019 dan selesai di awal tahun 2020.
Namun, irigasi tak kunjung bisa dimanfaatkan karena sedimentasi yang sudah menutupi bandar saluran irigasi. Pemuda menjadi lokomotif berinisiatif menggelar gotong royong bersama seluruh elemen masyarakat nagari dibantu Forkopimca Lintau Buo untuk mengangkat sedimentasi tersebut.
Sehari melaksanakan gotong royong, air mulai mengalir, namun belum lancar karena padatnya sedimen. Warga merasa butuh alat berat untuk mengerjakannya.
Postingan warga tentang hal ini dibaca oleh Kandidat Bupati Tanah Datar, Eka Putra. Dia kemudian berinisiatif untuk mengirimkan alat berat, yaitu ekskavator mini ke lokasi gotong royong.
Lima hari dikerjakan, sedimen di saluran utama sudah berhasil diangkat, air pun mengalir lancar. Warga menyambutnya dengan gegap gempita.
Warga mulai membersihkan kolam-kolam ikan yang sudah lama kering kerontang. Air pun mulai mengalir ke sawah yang sudah jadi lahan tidur bertahun-tahun. “Insya Allah kami bisa mengisi kolam ikan dan tanam serentak lagi,” ujar Nita, 45, salah seorang warga Pangian.
Ketika dihubungi, Eka Putra mengatakan, dia mengirimkan alat berat ke lokasi karena salut dengan tingginya jiwa gotong royong masyarakat Pangian. “Saya punya utang ke masyarakat Pangian. Perolehan suara saya ketika Pileg 2019 sangat tinggi di sana. Saya coba lakukan apa yang bisa saya lakukan untuk membantu warga,” jelas Eka Putra, Kamis (11/6/2020).
Di sisi lain, kata Eka Putra, irigasi adalah salah satu kunci untuk kehidupan masyarakat. Betapa tidak, dari data yang dia baca saat ini Kecamatan Lintau Buo menjadi kecamatan dengan produksi paling sedikit di Tanah Datar.
Luas sawah di Kecamatan Lintau Buo tidak sebanding dengan produksi padi. Karena irigasi banyak yang tak berfungsi.
“Berdasarkan data BPS yang saya baca, tahun 2019, Kecamatan Lintau Buo hanya menghasilkan 12.282 ton padi, jauh tertinggal dari kecamatan tetangga yang menghasilkan 37.427 ton padi,” ujar Eka Putra.
Artinya, perbaikan irigasi menjadi salah satu hal yang harus dipacu di Kecamatan Lintau Buo. “ke depan, semua harus memikirkan bagaimana masyarakat bisa bertani tanpa kendala. Irigasi harus berfungsi dengan baik, sehingga tidak ada lagi lahan tidur karena tidak ada air,” ujar Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat ini.
Tokoh perantau Pangian, Arlon Veristo mengatakan hal senada. Anggota DPRD Batam ini mengatakan, para perantau “badoncek” secara spontan mengirimkan bantuan untuk para masyarakat yang dikomandoi pemuda untuk gotong royong membersihkan sedimen di irigasi.
“Semoga jiwa gotong royong tetap terjaga di tengah masyarakat Pangian. Karena terbukti, sangat banyak permasalahan nagari yang bisa diselesaikan dengan gotong royong,” papar politikus Partai Nasdem ini.
Ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Nagari Pangian, Syafrizal Amd mengatakan, berdasarkan data dari Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum Tanah Datar, jika aliran air lancer Irigasi Sangki I ini mampu mengairi 449,5 ha lahan di Nagari Pangian dan Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo.
Dia mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu lancarnya misi untuk mengeluarkan sedimen menumpuk dari dalam irigasi. “Selanjutnya kepada warga kita imbau untuk menjaga saluran irigasi dan tidak membuang sampah ke dalam bandar,” ujarnya. [rel]
Baca Berita Tanah Datar hanya di Padangkita.com