Jakarta, Padangkita.com - Penyebaran virus corona hingga berbagai negara di dunia berimbas pada turunnya harga minyak dunia, keresahan masyarakat dunia akan virus ini membuat terseretnya permintaan investor terhadap minyak.
Virus corona telah merebak di berbagai negara besar di dunia di luar China. Korea Selatan telah menetapkan status merah pada negaranya diakibatkan pesatnya penyebaran corona di negara tersebut.
Selain itu, Italia, kini menjadi negara paling banyak melaporkan kematian akibat virus corona di Eropa. Tercatat ada 7 korban dari 220 kasus.
Baca juga: Dampak Virus Corona, Harga Emas Dunia Kian Melejit
Beberapa daerah di Timur Tengah juga telah melaporkan kasus terinfeksi corona di negaranya, termasuk Iran, Irak dan Kuwait.
Hal ini menyebabkan daerah terdampak virus corona harus diisolasi, serta negara-negara yang berbatasan langsung dengan daerah tersebut pun membatasi perjalanan dan kontak langsung.
Dikutip dari CNNindonesia.com, analis di Price Futures Group di Chicago Phil Flynn, menyebutkan laporan penyebaran corona berpengaruh pada permintaan minyak.
"Laporan penyebaran virus corona meningkatkan kekhawatiran terhadap kehancuran permintaan minyak," tuturnya.
Mengutip Antara, Selasa (25/2), minyak mentah berjangka Brent turun UD$2,2 atau 3,8 persen menjadi US$56,30 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) jatuh US$1,95 atau 3,7 persen di level US$51,43 per barel.
Kepala Eksekutif Saudi Aramco Amin Nasser memperkirakan dampak virus corona pada permintaan minyak hanya dalam jangka pendek. Ia memprediksi konsumsi meningkat pada paruh kedua tahun ini.
Sementara, Bank of America Global Research mempertahankan perkiraan harga minyak mentah Brent stabil di US$62 dolar per barel di 2020. Harga minyak akan ditopang penurunan pasokan OPEC. (*/PKT-29).