Jakarta, Padangkita.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian melemah. Hal ini merupakan dampak dari ketidakpastiannya pasar keuangan global akibat wabah virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah Jumat (28/2/2020) sore berada pada posisi terlemah sejak 2019, yaitu Rp. 14.500. Disisi lain, dolar AS terhadap rupiah kian kuat mencapai 492 poin atau 3.5%. Nilai tukar negara Trump tersebut terhada rupiah sentuh level Rp. 14.108 pada Jumat pagi.
Sementara dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS ada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.
Dikutip dari detik.com, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah saja. Fenomena ini juga terjadi di mata uang banyak negara, bahkan negara maju pun ikut mengalami pelemahan serupa.
Baca juga: Ahok Disebut Bakal Jadi Pemimpin Ibu Kota Baru
"Bukan rupiah sendiri yang melemah, hampir semua mata uang melemah, semua merah, bahkan negara-negara maju lainnya juga mengalami pelemahan, hanya Jepang dan Swiss yang menguat," sambungnya.
Dilansir dari cnbcindonesia, Wabah virus corona yang menyebar di luar China membuat pelaku pasar cemas dan melakukan aksi jual di bursa saham dan pasar obligasi. Dampaknya aliran modal yang dulu masuk deras ke dalam negeri dan membuat rupiah menguat kini berbalik keluar dan menekan Mata Uang Garuda.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kantornya hari ini menjelaskan di bulan ini hingga 27 Februari kemarin terjadi outflow Rp 26,2 triliun di pasar obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 4,1 trilun.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,5%, bahkan sebelumnya sempat lebih dari 4%. (*/try).