Padangkita.com - Jelang bulan puasa ramadan, agenda sakral seperti ziarah dan balimau menyuburkan rezeki bagi sebagian orang.
Yanti misalnya, sejak seminggu lalu, perempuan paruhbaya ini membuka lapak di gerbang masuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tunggul Hitam, Kota Padang.
Pada lapak tersebut dia menjual bunga mawar, air mawar, dan minuman mineral. Yanti mengaku, mendapat berkah dengan banyaknya orang-orang ziarah ke sana.
“Buka pertama kali Sabtu lalu, dengan omset Rp.200.000. Tapi mencapai puncaknya dua hari terakhir dengan kisaran omset Rp.500.000 per hari,” bilang Yanti, Kamis (25/5/2017).
Bunga mawar dia bungkus dengan kantong kresek. Tiap kantong, dijual Rp.3.000, dan Rp.5.000 untuk dua kantong.
Yanti tidak sendirian, ada puluhan orang lainnya dengan jualan serupa. Namun rezeki untuk mereka sepertinya tidak surut seiring dengan ramainya orang menyambangi dan berdoa di makam keluarga masing-masing.
Dalam beberapa hari terakhir, ratusan orang menziarahi makam-makam yang ada di TPU Tunggul Hitam.
Bukan hanya di Tunggul Hitam, penjual bunag mawar dan sajian untuk ziarah lainnya menjamur di depan pemakaman umum lainnya di Kota Padang. Penjual bunga mawar juga dengan mudah ditemui di kawasan Alai.
Niaga lain yang muncul jelang Ramadan ini tentu saja penjual jeruk nipis. Biasanya setali dengan penjual bunga mawar. Artinya ada mawar otomatis ada jeruk nipis. Penjual jeruk nipis diperkirakan akan menjamur di lokasi-lokasi balimau, atau tempat mandi yang dianggap menjadi tujuan mensucikan diri.
Selain usaha penunjang sakral tersebut, usaha lain yang menjanjikan adalah lemang tapai. Saat ini di Kota Padang, ruas jalan Alai-Padang Baru, menjadi konsentrasi penjual lemang dan tapai.