Lubuk Basung, Padangkita.com - Petugas Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat Resor Agam menyatakan tidak lagi menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar diduga harimau di sekitar pemukiman dan areal persawahan milik warga di Nagari Sungai Puar, Kecamatan Palembayan, kabupaten Agam.
Kepala BKSDA Resor Agam Ade Putra menyatakan pengusiran yang dilakukan selama tiga hari dengan menggunakan bunyi-bunyian yang dilakukan petugas BKSDA pada pagi, sore dan malam hari.
"Hasilnya tidak ditemukan lagi jejak satwa diduga adalah Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae)," katanya kepada Padangkita.com, Minggu (29/6/2020).
Menurutnya, hasil pantauan dengan menggunakan kamera penjebak (camera trap) yang dipasang sebanyak tiga unit pun tidak mendapatkan lagi gambaran visual pergerakan satwa disekitar pemukiman dan sawah warga.
Penelusuran yang dilakukan menunjukan satwa bergerak kembali ke dalam kawasan hutan lindung dan cagar alam yang berjarak dua kilometer dari lokasi kejadian.
Baca juga: Dekat dengan Habitat Asli Harimau Sumatra, BKSDA Ingatkan Warga Sungai Pua Tetap Waspada
Sebelumnya Selasa (23/06/2020), BKSDA Resor Agam menerima laporan dua ekor ternak kerbau peliharaan masyarakat Nagari Sungai Puar terluka akibat diserang oleh satwa liar yang diduga Harimau.
Tim BKSDA Resor Agam yang mendapatkan laporan langsung melakukan penanganan dengan melaksanakan identifikasi lapangan untuk memastikan jenis satwa, pemantauan dan pengusiran.
Diketahui ternak kerbau dewasa milik Pak Con dan anak kerbau milik ibu Ratini terluka pada bagian kaki, pundak dan leher. Untuk ternak kerbau dewasa akibat terluka parah oleh pemiliknya telah dijual kepada tauke ternak.
BKSDA memasang tiga unit kamera penjebak (camera trap) di beberapa titik untuk mendapatkan gambaran visual dan memantau pergerakan satwa. Selain itu patroli pada pagi, sore dan malam hari sembil melakukan pengusiran juga dengan menggunakan bunyi-bunyian.
BKSDA juga meminta warga setempat untuk waspada dan hati-hati dalam beraktivitas ke ladang dan sawah serta mengandangkan dan mengamankan ternaknya untuk mencegah interaksi negatif dari satwa liar terjadi kembali. [and/abe]