Lubuk Basung, Padangkita.com – Akses infrastruktur yang lumpuh total tidak menyurutkan langkah Tim Tanggap Bencana Universitas Andalas (UNAND) untuk menjangkau korban bencana. Tim ini kembali bergerak menyisir wilayah terdampak banjir bandang di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Minggu (7/12/2025).
Misi kemanusiaan ini merupakan wujud nyata komitmen UNAND untuk memastikan penanganan bencana berjalan cepat dan tepat sasaran. Fokus utama tim adalah menjangkau kantong-kantong permukiman yang masih terisolasi akibat putusnya akses jalan dan jembatan.
Anggota Tim Tanggap Bencana UNAND, Syofyan, mengungkapkan betapa sulitnya medan yang harus ditempuh. Akses utama menuju Malalak dari arah Bukittinggi saat ini lumpuh total setelah sejumlah jembatan penghubung hancur diterjang banjir bandang.
"Saat ini banyak akses jalan dari Malalak ke Bukittinggi maupun sebaliknya putus total. Jembatan penghubung yang ada di tiap jorong rusak parah dihantam air bah," ujar Syofyan dalam keterangannya, Senin (8/12/2025).
Berdasarkan pemantauan intensif di lapangan, tim UNAND memetakan dua wilayah dengan dampak kerusakan paling parah, yakni Nagari Malalak Timur dan Nagari Malalak Utara.
Di Nagari Malalak Timur, kondisi memprihatinkan terlihat di Jorong Toboh. Akses jembatan yang terputus membuat wilayah ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Kondisi ini secara otomatis menghambat distribusi bantuan logistik dalam jumlah besar.
Kondisi lebih krusial terjadi di Nagari Malalak Utara. Jorong Sigiran dan Jorong Koto Andaleh dilaporkan masih terisolasi dan sangat sulit dijangkau. Warga di kedua jorong ini belum mendapatkan layanan kesehatan yang optimal. Selain itu, mereka sangat membutuhkan bantuan logistik, khususnya bahan makanan mentah untuk bertahan hidup.
Merespons temuan lapangan tersebut, UNAND memutuskan untuk memfokuskan respons tanggap bencana pada sektor layanan kesehatan, khususnya di titik-titik buta (blind spot) yang belum tersentuh bantuan medis pemerintah.
"Di Malalak Timur, posko kesehatan memang sudah disediakan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Namun, wilayah terisolasi di Malalak Utara belum terjangkau secara optimal. Oleh karena itu, UNAND berencana mendirikan posko kesehatan darurat di wilayah-wilayah ini agar pelayanan medis dapat langsung dirasakan masyarakat," jelas Syofyan.
Selain kebutuhan medis bagi korban, tim UNAND juga menemukan fakta menarik di lapangan terkait kondisi para relawan. Para pemuda dan relawan lokal yang menjadi garda terdepan pembersihan material longsor mulai mengalami kelelahan fisik yang ekstrem.
Mereka bekerja tanpa henti membersihkan rumah warga dan fasilitas umum, serta membantu distribusi bantuan. Minimnya asupan nutrisi tambahan membuat stamina mereka menurun drastis.
"Kami menemukan kebutuhan mendesak akan vitamin dan suplemen. Ini sangat dibutuhkan oleh para pemuda dan relawan lokal agar mereka tidak tumbang karena kelelahan," tambahnya.
Baca Juga: Tanggap Bencana Agam, UNAND Kerahkan Tim FEB dan Alumni Tembus Jorong Toboh
Menutup keterangannya, Syofyan menegaskan bahwa UNAND akan terus mendampingi masyarakat Malalak hingga masa pemulihan. Pendirian posko kesehatan di wilayah terisolasi dan distribusi suplemen bagi relawan akan segera direalisasikan sebagai langkah strategis lanjutan dalam beberapa hari ke depan. [*/hdp]











