Soal Buaya Ditangkap dan Dikonsumsi Warga di Mentawai, Ini Kata BKSDA Sumbar dan Polisi

Berita Mentawai terbaru dan berita Sumbar terbaru: BKSDA dan polisi angkat bicara terkait buaya yang ditangkap dan konsumsi warga Mentawai.

Buaya yang ditangkap dan dikonsumsi warga Dusun Silaoinan, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jumat (22/1/2021). [Foto: Ist]

Berita Mentawai terbaru dan berita Sumbar terbaru: BKSDA Sumbar dan kepolisian angkat bicara terkait buaya yang ditangkap dan dikonsumsi warga di Dusun Silaoinan, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Padang, Padangkita.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) dan kepolisian angkat bicara terkait buaya yang ditangkap dan dikonsumsi warga di Dusun Silaoinan, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada Jumat (22/1/2021).

Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wilayah (Konwil) II BKSDA Sumbar, Eka Damayanti mengatakan, pihaknya baru mendapatkan laporan terkait buaya tersebut melalui pemberitaan di media massa. Sehingga dia mengaku belum bisa memastikan status buaya tersebut apakah masuk dalam kategori hewan dilindungi atau bukan.

"Saya baru dapat informasinya dan belum verifikasi informasinya," kata Eka saat dihubungi Padangkita.com via telepon.

Sejauh ini, kata Eka, pihaknya belum mendapatkan laporan tentang adanya konflik terkait kemunculan buaya yang mengganggu masyarakat. Eka mengakui hanya tahu setelah buaya itu ditangkap.

"Hanya saja memang masyarakat di sana masih terbiasa mengonsumsi satwa liar. Kami sudah sosialiasi juga, namun susah juga mengubah kebiasaan dan budaya mereka. Jika mereka sudah mengonsumsi, itu menjadi bukti bahwa mereka telah menguasai satwa tersebut," ujarnya.

Secara aturan, pihaknya belum melihat secara langsung terkait buaya tersebut. Ia mengakui, Kabupaten Kepulauan Mentawai masuk ke dalam wilayah kerja BKSDA Sumbar, tetapi dalam konteks pengelolaan kawasan hanya berada di Pulau Sipora, Tua Pejat.

"Sehingga kami tidak fokus ke Sikakap saja, di sana tidak ada kawasan konservasi. Kami tugasnya bukan hanya di luar kawasan, tapi fokus ke pengelolaan kawasan juga. Kami menunggu perintah atasan saja, jika diminta turun kami akan turun," lanjutnya.

Terpisah, Kapolsek Sikakap, AKP Tirto Edi mengatakan, penangkapan buaya dengan cara dijerat dan dikonsumsi oleh warga setempat bukan pertama kali terjadi. Tirto mengatakan, kejadian tersebut sudah berulang kali.

Baca juga: Buaya Bobot 250 Kilogram Ditangkap Warga di Pulau Sikakap Mentawai, Dagingnya Dikonsumsi

"Jadi warga kan melindungi kebunnya juga, babinya dimakan warga. Hanya saja untuk diketahui, alasan banyaknya buaya muncul di sana lantaran beberapa tahun lalu sudah terjadi tsunami hingga buaya itu membentuk habitatnya sendiri dan berdampingan dengan manusia di sekitarnya," tuturnya. [pkt]


Baca berita Mentawai terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Gubernur Sumbar akan ke Australia Bahas Kerja Sama Wisata Mentawai dan Ekspor Rendang
Gubernur Sumbar akan ke Australia Bahas Kerja Sama Wisata Mentawai dan Ekspor Rendang
Profil 4 Peluang Investasi Skala Besar bidang Wisata di Sumbar
Profil 4 Peluang Investasi Skala Besar bidang Wisata di Sumbar
Kisah 3 Mahasiswa UNP Riset Mitigasi Tsunami Memanfaatkan Kearifan Lokal Mentawai
Kisah 3 Mahasiswa UNP Riset Mitigasi Tsunami Memanfaatkan Kearifan Lokal Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan Hibah Rp1,7 Miliar untuk Panti Asuhan di Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan Hibah Rp1,7 Miliar untuk Panti Asuhan di Mentawai
Gubernur Mahyeldi Jadi Khatib Jumat di Masjid Miftahul Jannah Sipora Utara
Gubernur Mahyeldi Jadi Khatib Jumat di Masjid Miftahul Jannah Sipora Utara
Gubernur Mahyeldi Serahkan PMT dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan PMT dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Mentawai