Siaga Bencana, BMKG Ingatkan Warga Padang Kenali Jenis Gelombang Gempa 

Siaga Bencana, BMKG Ingatkan Warga Padang Kenali Jenis Gelombang Gempa 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Suaidi Ahadi. [Foto : Padangkita]

Padang, Padangkita.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Suaidi Ahadi mengapresiasi kesigapan masyarakat kota Padang dalam menyikapi isu tsunami.

"Seperti yang kita tau saat gempa Pada Selasa lalu, saya lihat masyarakat sudah awareness tersendiri, mereka punya kemampuan untuk mengevakuasi. Artinya masyarakat sudah responsif terkait isu peringatan dini tsunami," terangnya Jumat (28/4/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini masyarakat sudah cukup peduli dengan isu peringatan tsunami, karena bencana tidak bisa dilawan tapi bisa dihadapi dengan mitigasi semaksimal mungkin.

"Bagaimana kita menghadapi isu terkait peringatan tsunami dini untuk peduli dan mengevakuasi diri secara mandiri," sambungnya.

Dan saat terjadi gempa, masyarakat tentu lebih memprioritaskan untuk menyelamatkan diri sehingga kadang tidak sempat untuk mengecek informasi dari gawai.

Untuk itu, pihaknya mengingatkan warga Kota Padang, untuk belajar mengenali pola gelombang atau pola guncangan gempa yang terjadi karena dapat membantu warga membedakan mana gempa yang berpotensi terjadinya tsunami atau tidak.

"Ini diperlukan warga, karena Kota Padang merupakan daerah pesisir pantai, dan daerah yang rawan terjadi gempa dan tsunami. Saat terjadi goncangan kita pasti akan berusaha menyelamatkan diri sehingga kadang tidak sempat mengecek informasi, sehingga jika kita mengenali pola nya bisa memanfaatkan waktu yang ada," terangnya

Ia mengatakan, jika warga merasakan gempa yang berayun, kuat sehingga tidak bisa berdiri, itu artinya gempa tersebut sudah memiliki magnitudo di atas 7,5 dan berpotensi tsunami.

"Saat guncangan berhenti segera evakuasi diri. Apalagi jika sampai tidak bisa bangun, berarti potensi yang mungkin adalah worst nanio yang paling buruk. Jika terjadi di Sumbar berarti rentang waktu yang bisa digunakan untuk menyelamatkan diri adalah 20 hingga 30 menit," jelasnya.

Sementara itu jika goncangannya vertikal (naik turun) dan terasa kencang sehingga tidak bisa berdiri berarti sumber gempa dekat di bawah 100 kilometer dan kecil kemungkinan terjadi tsunami.

Baca JugaGempa Magnitudo 6.9 Guncang Mentawai, Wali Kota Padang : Alhamdulillah, Tidak Ada Korban Jiwa dan Kerusakan

"Jika naik turun berarti sumber gempa dekat dan jarang berpotensi tsunami kalau pun terjadi cenderung kecil. Namun pola seperti ini sangat merusak bagi bangunan," pungkasnya. [hdp]

Baca Juga

Gempa Pagi Hari Kejutkan Warga Sumbar, Ternyata Selama Januari 2024 Terjadi 87 Kali
Gempa Pagi Hari Kejutkan Warga Sumbar, Ternyata Selama Januari 2024 Terjadi 87 Kali
Hari Ini 1926, Padang Panjang Luluh Lantak Dihoyak Gempa dan Danau Singkarak Tsunami
Hari Ini 1926, Padang Panjang Luluh Lantak Dihoyak Gempa dan Danau Singkarak Tsunami
Gubernur Mahyeldi Minta Kabupaten/Kota Data Bangunan Tinggi untuk Shelter Jika Tsunami
Gubernur Mahyeldi Minta Kabupaten/Kota Data Bangunan Tinggi untuk Shelter Jika Tsunami
Ingat! Tiap Tanggal 26 Ada Uji Coba Sirene Peringatan Dini Tsunami di Padang
Ingat! Tiap Tanggal 26 Ada Uji Coba Sirene Peringatan Dini Tsunami di Padang
Pertamina Pastikan Kondisi Sarana Fasilitas Aman dan Normal Pascagempa Mentawai 
Pertamina Pastikan Kondisi Sarana Fasilitas Aman dan Normal Pascagempa Mentawai 
Update Gempa M6,9 Mentawai: 2 Rumah Rusak, 8.137 Orang Mengungsi
Update Gempa M6,9 Mentawai: 2 Rumah Rusak, 8.137 Orang Mengungsi