Oleh sebab itu, kata pria kelahiran 15 Agutus 1972 ini, memutus penularan Covid-19 harus dengan pemeriksaan yang masif yang didukung oleh laboratorium yang memadai.
Teliti Vaksin Sejak S1 hingga S3
Gelar dokter didapat Andani setelah menyelesaikan pendidikan pada FK Unand. Namun, ia tak mengambil pendidikan dokter spesialis sebagaimana dokter umum lainnya.
“S2 dan S3 saya di UGM (Universitas Gajah Mada),” kata Andani.
Saat akan melanjutkan S3, sebetulnya Andani dapat beasiswa ke Jepang. Namun, karena beasiswa tak bisa mencukupi biaya keluarganya yang harus diboyong ke Jepang, akhirnya Andani memutuskan mengambil gelar doktor di UGM saja.
Sejak pendidikan kedokteran, S2 hingga S3, Andani fokus riset tentang vaksin. Semua penelitiannya untuk skripsi, tesis hingga disertasi, selaras soal vaksin.
“Skripsi, tesis, disertasi saya, seiring satu irama semua,” ujar pria kelahiran Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Baca juga: Andani Eka Putra Ditunjuk Jadi Tenaga Ahli Menkes, Tugas Berat Kendalikan Pandemi sudah Menunggu
Lebih khususnya, pendidikan atau keahlian Andani adalah biomedik, penyakit dan infeksi. “(Tujuannya) bagaimana kita menghasilkan produk-produk bio teknologi yang bisa dipakai oleh masyarakat,” kata Andani. [ori/pkt]