Berita Sumbar hari ini: Andani Eka Putra ditunjuk menjadi tenaga ahli atau staf ahli Menteri Kesehatan (Menkes) bidang penanganan pandemi Covid-19.
Padang, Padangkita.com – Andani Eka Putra ditunjuk menjadi tenaga ahli atau staf ahli Menteri Kesehatan (Menkes) bidang penanganan pandemi Covid-19.
Dokter yang juga tenaga pengajar pada Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand) Padang, selama ini memang dikenal sebagai ahli yang aktif membantu penanganan Covid-19. Tidak saja di Sumatra Barat (Sumbar), tetapi juga di banyak daerah dan nasional.
Dr. dr. Andani Eka Putra MSc, demikian nama lengkap dan gelarnya, saat ini masih menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi FK Unand dan Direktur Umum dan Sumber Daya Rumah Sakit (RS) Unand.
Sebagai kepala laboratorium, Andani berhasil meningkatkan kapasitas pemeriksaan atau tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19. Di bawah komando Andani, laboratorium FK Unand telah beberapa kali tercatat sebagai pemeriksa spesimen terbanyak nasional. Kini, laboratorium FK Unand, telah mampu memeriksa hingga 8.000 sampel atau spesimen per hari.
Atas prestasi itulah, Andani kemudian diundang oleh banyak pihak untuk membantu meningkatkan kapasitas pemeriksaan laboratorium di sejumlah daerah di Indonesia. Setidaknya ia pernah diundang khusus ke Surabaya, Jawa Timur ketika daerah itu kewalahan menghadapi ledakan kasus Covid-19.
Namun demikian, menurut pendapat Andani, meningkatkan kapasitas pemeriksaan spesimen laboratorium saja tidak cukup untuk memutus rantai penularan Covid-19. Laboratorium harus didukung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) atau lembaga yang masif melakukan tracing atau penelusuran kontak kasus.
“Dinas Kesehatan melakukan tracing masif, sampelnya dikirim ke laboratorium,” ujar bapak tiga anak ini ketika berbincang dengan wartawan senior, Dahlan Iskan, di chanel Youtube DI’s Way.
Menurut Andani, ada dua cara paling ampuh memutus rantai penularan Covid-19. Pertama, melalui protokol kesehatan yang ketat. Yakni, disiplin memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumuman, serta rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
“Namun cara ini kan sulit. Masyarakat kita susah untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan,” ujar alumni FK Unand ini.
Oleh sebab itu, kata pria kelahiran 15 Agutus 1972 ini, memutus penularan Covid-19 harus dengan pemeriksaan yang masif yang didukung oleh laboratorium yang memadai.
Teliti Vaksin Sejak S1 hingga S3
Gelar dokter didapat Andani setelah menyelesaikan pendidikan pada FK Unand. Namun, ia tak mengambil pendidikan dokter spesialis sebagaimana dokter umum lainnya.
“S2 dan S3 saya di UGM (Universitas Gajah Mada),” kata Andani.
Saat akan melanjutkan S3, sebetulnya Andani dapat beasiswa ke Jepang. Namun, karena beasiswa tak bisa mencukupi biaya keluarganya yang harus diboyong ke Jepang, akhirnya Andani memutuskan mengambil gelar doktor di UGM saja.
Sejak pendidikan kedokteran, S2 hingga S3, Andani fokus riset tentang vaksin. Semua penelitiannya untuk skripsi, tesis hingga disertasi, selaras soal vaksin.
“Skripsi, tesis, disertasi saya, seiring satu irama semua,” ujar pria kelahiran Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Baca juga: Andani Eka Putra Ditunjuk Jadi Tenaga Ahli Menkes, Tugas Berat Kendalikan Pandemi sudah Menunggu
Lebih khususnya, pendidikan atau keahlian Andani adalah biomedik, penyakit dan infeksi. “(Tujuannya) bagaimana kita menghasilkan produk-produk bio teknologi yang bisa dipakai oleh masyarakat,” kata Andani. [ori/pkt]