Rupiah terus Terdepresiasi, Sultan: Momentum Wujudkan Kemandirian Pangan dan Energi

Rupiah terus Terdepresiasi, Sultan: Momentum Wujudkan Kemandirian Pangan dan Energi

Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin. [Foto: Dok. Humas DPD RI]

Jakarta, Padangkita.com - Kurs rupiah per dolar AS kini makin mendekati Rp17.000. Kondisi ini terakhir kali terjadi empat tahun silam, di awal merebaknya pandemi Covid-19.

Selain akibat aksi saling serang antara Israel dan Iran, sikap The Fed—bank sentral AS—untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, disebut berperan besar dalam pelemahan rupiah.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pemerintah untuk menjadikan fenomena geopolitik tersebut sebagai momentum mewujudkan kemandirian ekonomi nasional.

"Kita mengetahui bahwa dampak eskalasi geopolitik sangat berpengaruh pada gangguan rantai pasok dan keluarnya investasi asing. Maka seharusnya gejolak geopolitik memiliki makna penting bagi wacana kemandirian energi dan pangan nasional," kata Sultan melalui keterangan resminya pada Senin (22/4/2024).

Menurut Sultan, ketergantungan pada asing memang tidak sepenuhnya dapat dihindari. Namun setidaknya Indonesia mampu mengupayakan peningkatan produksi bahan baku strategis seperti bahan pangan dan bioenergi di dalam negeri.

"Produktivitas pangan khususnya beras juga daging dan tentunya bio-energi sebagai substitusi BBM harus menjadi prioritas utama pembangunan ekonomi nasional ke depan," ujar mantan ketua HIPMI Bengkulu.

Potensi pertanian Indonesia, lanjut dia, sangat luar biasa sebagai negara agraris. Hal ini tentunya menjadi modal penting bagi pengembangan biofuel dan ketahanan pangan nasional.

"Kami berharap kerentanan rupiah akibat fenomena geopolitik saat ini menjadi pertimbangan penting bagi pemerintahan yang baru nanti dalam menyusun rencana dan strategi pembangunan nasional lima tahun ke depan. Bahwa kemandirian pada sektor pangan dan energi adalah kunci bagi pertahanan nasional,” tegas Senator Sultan.

Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu berharap agar pemerintah memiliki strategi khusus dalam memitigasi dampak eskalasi geopolitik di beberapa kawasan dunia saat ini. Setidaknya Pemerintah harus memastikan bahwa daya beli masyarakat dan aktivitas investasi dalam negeri terus dipertahankan.

Baca juga: Judi Online Penyakit Sosial, Sultan Apresiasi OJK Blokir Rekening Pelaku

"Dalam situasi seperti ini penerimaan negara non-pajak melalui ekspor komoditas menjadi krusial bagi APBN agar pemerintah mampu mempersiapkan tambahan subsidi BBM bagi masyarakat. Oleh karena itu serangkaian kebijakan ekspor termasuk kebijakan DHE harus disesuaikan secara proporsional," Sultan mengusulkan.

[*/pkt]

*) BACA informasi pilihan lainnyda dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Hasan Basri Berharap Prabowo-Gibran Libatkan Tokoh Kalimantan dalam Kabinet
Hasan Basri Berharap Prabowo-Gibran Libatkan Tokoh Kalimantan dalam Kabinet
Krusial Jelang Pilkada, Senator Filep Ungkap Pandangannya tentang Definisi OAP
Krusial Jelang Pilkada, Senator Filep Ungkap Pandangannya tentang Definisi OAP
Kalah dari Uzbekistan, Ketua DPD RI Pacu Semangat Timnas Indonesia U-23 Tetap Menyala
Kalah dari Uzbekistan, Ketua DPD RI Pacu Semangat Timnas Indonesia U-23 Tetap Menyala
Viral Bea Masuk Sepasang Sepatu Rp31,8 juta, Sultan Minta Bea Cukai Profesional
Viral Bea Masuk Sepasang Sepatu Rp31,8 juta, Sultan Minta Bea Cukai Profesional
Setjen DPD RI Luncurkan Pojok Baca Digital, Terkoneksi dengan Buku Digital Perpusnas
Setjen DPD RI Luncurkan Pojok Baca Digital, Terkoneksi dengan Buku Digital Perpusnas
Sukses Bikin DPD RI 'Bertaji', LaNyalla Terima Special Award dari PWI Jawa Timur
Sukses Bikin DPD RI 'Bertaji', LaNyalla Terima Special Award dari PWI Jawa Timur