Ribuan Anak Miskin Putus Sekolah di Pesisir Selatan, Paling Banyak Tingkat SD dan SMP

Ribuan Anak Miskin Putus Sekolah di Pesisir Selatan, Paling Banyak Tingkat SD dan SMP

Ilustrasi tentang kemiskinan. [Ist]

Painan, Padangkita.com - Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mencatat 5.988 orang anak keluarga miskin di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tidak bersekolah, sehingga kian sulit keluar dari kemiskinan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pesisir Selatan, Yudi Yos Elvin menyampaikan faktor pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui peningkatan kapasitas dan produktivitas kerja.

"Tanpa kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, sulit bagi wilayah atau daerah lepas dari jerat kemiskinan," ungkapnya di Painan.

Data TNP2K mengonfirmasi anak keluarga miskin usia sekolah 40.517 orang. Sebanyak 5.988 orang tidak bersekolah. Sebagian besar di antaranya adalah anak usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun.

Kondisi itu selaras dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di daerah berjuluk 'Negeri Sejuta Pesona' itu yang terbilang rendah. Pada jenjang SD 99,96 persen, pada jenjang SMP turun menjadi 96,75 persen dan SMA hanya 82,17 persen.

Menurut Yudi, fenomena tersebut merupakan dampak dari belum efektifnya pelaksanaan program wajib belajar di Pesisir Selatan dari yang awalnya sampai usia 9 tahun, kini meningkat menjadi 12 tahun.

"Sebab persentase paling tinggi berada pada jenjang pendidikan SD dan semakin menurun pada jenjang lanjutan," tuturnya.

Karena itu, kata dia, pemerintah kabupaten mesti meningkatkan efektivitas program wajib belajar dari 9 tahun menjadi 12 tahun dan menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas, sesuai target SDGs di 2030.

Selain sektor kesehatan, pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu pembangunan utama dalam mewujudkan tercapainya kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

Sementara Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 menjadikan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai yang utama, salah satunya lewat pendidikan.

Pemerintah kabupaten menargetkan terwujudnya sumber daya manusia yang beriman, kreatif dan berdaya saing. Upaya itu dilakukan dengan meningkatkan akses pendidikan. Pemerataan dan peningkatan sarana prasarana pendidikan.

Meningkatkan partisipasi sekolah pada anak usia sekolah dengan peningkatan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah yang diaharapkan dapat menjawab sasaran pembangunan daerah.

Kemudian, meningkatkan daya saing pendidikan, seiring dengan menaikan jumlah tenaga pendidik yang berkompeten dan mencetak siswa berprestasi. Membangun kerjasama dengan perguruan tinggi.

Baca juga: 170 Ribu Masyarakat Pesisir Selatan tak Tersentuh Jaminan Kesehatan 

Salah satu rencana aksi yang kini telah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan membebaskan biaya pendidikan pada jenjang SD dan SMP, sesuai kewenangan pemerintah daerah. [amn/pkt]

Baca Juga

Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra  juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan