Jakarta, Padangkita.com - Pemerintah tengah mengkaji peluang untuk memulihkan perekonomian dengan kembali membuka akses keluar dan masuk negara dengan konsep "Travel Bubble".
“Travel bubble” adalah kebijakan untuk kembali membuka perbatasan negara secara terbatas dengan negara lain yang juga memiliki kasus virus Corona atau Covid-19.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo RM Manuhutu menyatakan saat ini, Indonesia berencana untuk menyiapkan dan merancang konsep "Travel Bubble" dengan 4 negara.
4 negara tersebut adalah China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.
Hubungan yang erat dan investasi yang besar dari negara tersebut, menurut Odo menjadi alasan pemerintah membuka "Travel Bubble" dengan keempat negara tersebut.
"Travel Bubble", kata Odo, diharapkan dapat menjadi peluang untuk menarik investasi lintas negara dan dapat kembali menggairahkan perekonomian di tengah pandemi.
Konsep ini juga tentu tidak menutup kemungkinan untuk mendatangkan para wisatawan dari negara mitra yang sama-sama menerapkan “travel bubble”.
“Jika ‘travel bubble’ dibuka, maka yang akan melakukan kunjungan dalam waktu dekat mungkin bukan turis saja, tetapi para pelaku usaha,” kata Odo, dilansir dari VOA Indonesia, Minggu (21/6/2020).
Odo menegaskan, sebelum “travel bubble”, ada 2 kriteria yang harus dipenuhi yaitu adanya kesepakatan mengenai protokol kesehatan dan keputusan dari Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang terdiri dari para praktisi dan ahli epidemologi.
Pembukaan “travel bubble”, tegas Odo, tidak hanya akan memperhatikan aspek ekonomi semata, tetapi juga aspek kesehatan.
Jika negara yang dituju masih tinggi tingkat transmisi dan trennya terus menerus maka “travel bubble” tidak bisa dilakukan.
“Kan sekarang Beijing tiba-tiba ada outbreak lagi, Seoul ada outbreak lagi. “Travel bubble” ini untuk menciptakan rasa aman bagi business traveller atau pelancong. “Travel bubble” itu orang merasa yakin ketika melakukan perjalanan tidak akan tertular dengan Covid-19,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers pada Kamis (18/6) lalu mengatakan beberapa negara telah mulai melakukan diskusi tentang pengaturan “travel bubble” ini.
Dalam diskusi tersebut dibahas antara lain ruang lingkup koridor perjalanan, syarat dan ketentuan perjalanan dan protokol kesehatan yang akan diterapkan. [*/try]