Perubahan Pandangan Publik Sejak Reformasi '98, Ini Kata Sujiwo Tejo

Berita selebriti terbaru: Sujiwo Tejo

Sujiwo Tejo. [Foto: Instagram]

Berita selebriti: Sujiwo Tejo berkisah soal banyak hal. Mulai dari isi bukunya, lagu, serta perubahan pandangan publik.

Padangkita.com - Artis senior Sujiwo Tejo masih dianggap relevan dengan berbagai zaman. Bahkan di era milenial ini, ia juga masih dianggap memberikan banyak pemikiran lewat kata-kata cintanya.

Pemusik, pelukis, serta penulis satu ini bahkan begitu yakin bahwa sebagian besar pembaca bukunya memang milenial. Ia juga kerap mengisi acara-acara kampus yang dihadiri oleh pembaca buku 'Tali Jiwo' karyanya.

"Kalau kata kyai, kalau kata-katamu bertenaga, berarti kamu melakukan apa yang kamu katakan. Nah, 'Tali Jiwo' itu sebagai buku, yang pertama itu lumayan dicetak berkali-kali. Yang kedua, terus yang ketiga juga. Toko buku ada yang minta lima ribu ini baru dicetak, nanti dicetak ulang lagi," kata pria 57 tahun itu dikutip dari laman detikcom.

Selain bukunya, ia juga berkisah soal lagu 'Sugih Tanpo Bondo' yang juga diterima masyarakat dengan positif. Bahkan judul buku tersebut kini banyak dipampang di belakang truk Pantura.

"Di Pantura itu, tulisan sama aku pakai topi koboi ditulis. Kalau kata Kyai Mizamil, temennya Cak Nun juga di Jogja, 'karena sampeyan melakukan itu'. Tapi aku counter, nggak. Aku nggak miskin-miskin amat, aku punya mobil. 'Tapi sampeyan bukan konglomerat', oh iya juga sih. Terus 'Ingsun', aku melakukan itu dan meledak. 'Ingsun' itu di YouTube 1,7 juta. 'Sugih Tanpo Bondo' 4 juta, karena aku nggak mikir harta, nggak ngejar. Untuk ukuran artis, kalau aku misalnya disebut begitu, nggak kaya aku," ujarnya.

Lebih lanjut Sujiwo Tejo berkisah soal buku berjudul 'Tuhan Maha Asyik'. Buku itu berkisah tentang ucapan Gus Mus yang menyebut soal satu-satunya hal yang dilupakan dari reformasi '98. Menurut pria yang juga budayawan Indonesia ini, yang berubah adalah pandangan publik tentang politik, pendidikan, dan anggaran saja.

"Tapi yang justru lebih dahsyat reformasi pandangan kita tentang Tuhan, nggak dilakukan. Jadi jangan-jangan yang kita sembah selama ini baru terduga Tuhan, gitu. Dan, kita semua berantem rebutan dugaan. Ya, pasti ditulis di kitab-kitab Tuhan itu begini," kata Sujiwo Tejo.

Lebih lanjut ia mengisahkan soal perbedaan persepsi mengenai bahasa.

"Tapi orang yang suka lupa, ketika bahasa masuk di benak otak kita, itu sudah pakai persepsi, pakai interpretasi. Sehingga aku tetap, jangan-jangan itu dugaan. Oh nggak, itu sudah ada definisinya. Iya, tapi definisi bahasa yang sudah berabad-abad lalu masuk ke kita dengan persepsi sekarang, sudah berbeda," ujarnya. (*/Jly)


Baca Berita Selebriti Hanya di Padangkita.com.

Tag:

Baca Juga

122 Pejabat Tanah Datar Purna Tugas, Terima Penghargaan dari Bupati
122 Pejabat Tanah Datar Purna Tugas, Terima Penghargaan dari Bupati
Semarak TMMD Ke-119 di Sijunjung: PT Semen Padang Bantu Bangun Rumah Layak Huni bagi Netri Mulyati
Semarak TMMD Ke-119 di Sijunjung: PT Semen Padang Bantu Bangun Rumah Layak Huni bagi Netri Mulyati
Tingginya Potensi Gempa-Tsunami di Sumbar, Menko PMK Minta BNPB Tambah Shelter
Tingginya Potensi Gempa-Tsunami di Sumbar, Menko PMK Minta BNPB Tambah Shelter
Kota Padang Berbagi Pengalaman Pengurangan Risiko Bencana di HKBN 2024
Kota Padang Berbagi Pengalaman Pengurangan Risiko Bencana di HKBN 2024
Semen Padang Dukung Kemajuan Sepak Bola Sumbar: Sponsori PSPP di Liga 3 Nasional
Semen Padang Dukung Kemajuan Sepak Bola Sumbar: Sponsori PSPP di Liga 3 Nasional
Semen Padang dan PPNP Resmikan Nursery Kaliandra Merah di Payakumbuh
Semen Padang dan PPNP Resmikan Nursery Kaliandra Merah di Payakumbuh