Padangkita.com - Sejumlah perantau atau diaspora Indonesia yang berada di China khususnya di daerah yang terdampak virus corona, masih menunggu kabar informasi dari KBRI Beijing untuk pemindahan ke lokasi yang lebih aman.
Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Ombudsman: Kaji Ulang Investasi China
Salah satu daerah yang terdampak virus corona adalah di Wuhan. Sejumlah perantau termasuk perantau asal Minang yang berada di daerah tempat pertama kali virus tersebut ditemukan masih menunggu kabar baik dari KBRI.
Yulia Nova Lestari, salah satu perantau atau diaspora berdarah Minang di Wuhan, mengatakan kalau dirinya dan sejumlah warga Indonesia lainnya di Wuhan masih menunggu kabar baik dari KBRI di Beijing.
Mereka berharap bisa dipindahkan ke daerah yang aman.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="30240" boxed="true" boxed_shadow="true"]
"Kita masih menunggu hal itu, karena masih diupayakan," katanya lewat pesan suara yang diterima Padangkita.com dari rekan Yulia, Syafrizaldi, Minggu (26/01/2020) pagi.
Dia juga meminta doa kepada masyarakat Indonesia agar bisa diberi kekuatan agar tetap tenang dan tidak panik menghadapi situasi tersebut.
Yulia juga menyampaikan, hingga Senin (27/01/2020) pagi, sebanyak 80 orang meninggal akibat virus corona di China.
Hasil simulasi, jutaan orang diperkirakan akan menjadi korban Virus Corona
Jutaan orang diperkirakan bisa menjadi korban virus corona kalau virus tersebut masuk ke skala pandemi. Dari hasil simulasi yang coba diuji dan dijalankan oleh seorang ilmuan di John Hopkins Center for Health Security, Eric Toner menyatakan korban tewas akibat virus corona bisa mencapai 65 juta orang dalam kurun waktu 18 bulan.
Baca juga: Peneliti: Dalam 18 Bulan Virus Corona Bisa Bunuh 65 Juta Jiwa
Ilmuan tersebut mengatakan tidak terkejut dengan hal tersebut. Menurutnya, ia telah melakukan simulasi pandemi global tiga bulan sebelum virus corona yang mewabah di Wuhan, China pada awal Januari lalu.
Dirinya menjelaskan virus corona ini dapat menyebabkan sindrom pernapasan akut yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi tubuh untuk bekerja. Hal ini dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
“Saya sudah lama berpikir bahwa virus yang paling mungkin menyebabkan pandemi baru adalah virus Corona,” kata Toner. (*/pk-02)