Setelah awalnya menyangkal keberadaan mereka, China mengakui bahwa mereka telah membuka 'pusat pendidikan kejuruan' di Xinjiang yang bertujuan mencegah ekstremisme dengan mengajarkan bahasa Mandarin dan keterampilan kerja.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan pada bulan November bahwa dokumen yang bocor membuktikan bahwa otoritas China terlibat dalam penindasan masif dan sistemik terhadap Muslim dan minoritas lainnya.
Kementerian luar negeri China tetap menolak. Lewat juru bicaranya, Geng Shuang menuduh beberapa media mencoreng upaya kontra-terorisme dan anti-ekstrimisme China di Xinjiang.
Kedutaan besar China di London pun membantah ada dokumen semacam itu. (*)
Halaman: