Pembeli Protes karena Pakai Bungkus Daun Pisang, Ini Penjelasan Sejarawan Soal Asal Usul Nasi Padang

Pembeli Protes karena Pakai Bungkus Daun Pisang, Ini Penjelasan Sejarawan Soal Asal Usul Nasi Padang

Ilustrasi nasi Padang. [Foto: Ist.]

Padang, Padangkita.com – Seorang pembeli nasi padang dalam bentuk dibungkus, protes. Yang diprotesnya bukan masakan, tetapi bungkusan atau packaging-nya.

Melalui akun TikTok pembeli ini mengunggah nasi bungkus yang dibelinya dari salah satu rumah makan padang atau restoran terkenal di Kota Medan, Sumatra Utara. Dalam unggahannya, pembeli ini menyertakan keterangan “rumah makan padang berkelas lebih parah dari nasi padang pinggir jalan.”

“Tuh nasi padang pesenan (menyebut nama rumah makan). Packaging-nya gak jelas. Mending gak usah pakai bag aja sekalian,” ujarnya sambil memperlihatkan nasi padang bungkus yang dibelinya.

Dari unggahannya itu, terlihat sebungkus nasi padang dalam kantong plastik putih. Nasi padang itu dibungkus dengan daun pisang dan dilapisi di bagian luar dengan kertas.

Unggahan pembeli nasi padang itu pun mendapat banyak komentar.

“Orang Padang asli pasti lebih memilih nasi dibungkus pakai daun. Kalau gak paham gak usah posting jelekin usaha orang,” tulis salah seorang netizen.

Yang lain menulis, “Kalau saya yang orang Minang, saya lebih seneng yang bungkusan nasi dalem-nya daun, ketimbang kertas. Lebih sedap aja kayaknya, dan udah jarang sekarang yang dalamnya daun.”

“Enak pakai daun pisang, lebih mahal daun pisang lebih berkelas nasinya lebih wangi,” tulis netizen lainnya.

Sejarah Nasi Padang Dibungkus Daun Pisang

Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) Yudhi Andoni menyebutkan, dari asal usulnya nasi padang memang dibungkus dengan daun pisang.

Nama nasi padang sendiri, kata Yudhi, berasal dari salah satu rumah makan paling terkenal di Kota Padang pada masa-masa akhir penjajahan Belanda, sekitar tahun 1940.

Waktu itu, ada salah satu rumah makan di Pasar Gadang, yang bernama Rumah Bulek atau Rumah Makan Bulek. Rumah makan itu sangat banyak pengunjung, sebab ketika itu Pasar Gadang memang jadi pusat perdagangan.

“Nasi padang itu karena memang awalnya berasal dari (Kota) Padang. Persisnya nasi yang dijual di sebuah rumah makan yang namanya Rumah Bulek di Pasar Gadang,” ungkap Yudhi dalam perbincangan dengan Padangkita.com melalui telepon seluler, Sabtu (31/7/2021).

Nah, di Rumah Bulek itu, lanjut Yudhi, nasi padang yang dibungkus memang memakai daun pisang.

“Awalnya, waktu itu kan harga kertas mahal. Jadi, nasi padang dibungkus pakai daun pisang. Namun kemudian, daun pisang yang membungkus nasi yang masih panas akan memberikan aroma wangi pada nasi padang itu sendiri,” terang Yudhi.

Baca juga: Nasi Padang Mendunia, Disukai Warga Indonesia Hingga Warga Mancanegara

Sejalan dengan perkembangan, nasi padang memakai bungkus daun pisang terus dipertahankan. Sebab, selain memberikan aroma wangi pada nasi padang, bungkus daun pisang tersebut juga menjadi ciri khas nasi padang.

Nah, Anda suka yang mana ketika membeli nasi padang? Dibungkus kertas atau pakai daun pisang? (*/pkt)

Baca Juga

Gubernur Mahyeldi Jelaskan Upaya Pemprov Melestarikan Budaya Minangkabau
Gubernur Mahyeldi Jelaskan Upaya Pemprov Melestarikan Budaya Minangkabau
Galanggang Arang #7 Kayu Tanam, Perayaan Anak Nagari di Jalur Kereta Api WTBOS
Galanggang Arang #7 Kayu Tanam, Perayaan Anak Nagari di Jalur Kereta Api WTBOS
ARMI Deklarasi Pemajuan Kebudayaan Minangkabau, Gubernur Tekankan Falsafah ABS-SBK
ARMI Deklarasi Pemajuan Kebudayaan Minangkabau, Gubernur Tekankan Falsafah ABS-SBK
Tampilkan Khazanah Budaya Minangkabau di Pawai Ta'aruf STQH, Kafilah Sumbar Dapat Sambutan Meriah
Tampilkan Khazanah Budaya Minangkabau di Pawai Ta'aruf STQH, Kafilah Sumbar Dapat Sambutan Meriah
6 Pandeka Silek Perguruan Karang Indah Dilewakan Pertegas Jati Diri Minangkabau
6 Pandeka Silek Perguruan Karang Indah Dilewakan Pertegas Jati Diri Minangkabau
Delegasi Luak Jelebu Negeri Sembilan Malaysia Lakukan Kajian Perbandingan Adat Minangkabau
Delegasi Luak Jelebu Negeri Sembilan Malaysia Lakukan Kajian Perbandingan Adat Minangkabau