Payakumbuh Antara Ulayat Dua Raja
Sejak pemuka adat dari nagari-nagari yang terdapat dalam wilayah Luak Limopuluah “tempo doeloe”, menggelar pertemuan di Balai Koto Tinggi, Sitanang Muaro Lakin, Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota, sejak itu pula, kawasan-kawasan yang ada di Kota Payakumbuh sekarang, berada dalam ulayat dua raja. Yakni, Ulayat Sandi atau Ulayat Rajo Di Sandi dan Ulayat Luhak atau Ulayat Rajo Di Luhak.
Lantas, dimanakah Ulayat Sandi dan Ulayat Luhak dalam kisah Payakumbuh “tempoe doeloe” itu? Menurut Datuk Nagari Basa, seorang filsuf asal Koto Nan Ompek Payakumbuh, yang dinamakan Sandi Sandi dalam Luhak Limopuluah ialah Balai Gadang di Kumbuan Nan payau, Balai Batimah di Titian Aka.
Kemudian, Datuk Nagari Basa menyebut, Sandi alam Luhak Limopuluah sebagai hubungan kata dari bumi, penyambut gayung dari langit. Sedangkan Ulayat Sandi itu terletak antara Nasi Rondam ke tengah, Padang Somuk ke tepi. Dari Muaro di wiliyah mudik (atau hulu), sampai ke Bukik Cik Kabau di wiliah hilir.
Sedangkan HC dalam beberapa karyanya menjelaskan, yang disebut dengan daerah Nasi Rondam itu adalah dekat rumah dinas Bupati Limapuluh Kota sekarang atau kawasan Labuah Basilang. Sedangkan Padang Somuk adanya di perbatasan Sungai Beringin (Limapuluh Kota) dan Koto Nan Ompek. Sementara Bukik Cik Kabau (Bukik Sikabau) berada di depan Ngalau Indah. Adapun Muaro adalah Kelurahan Muaro di Koto Nan Gadang.
"Jadi kalau dipahami, Ulayat Sandi sesuai dengan Barih Balobeh itu adalah Koto Nan Ompek, Koto Nan Godang, dan sebagaian dari Titian Aka," begitu pendapat HC Israr. Kecuali itu, HC Israr juga memaparkan tentang Barih Balobeh (Asal-Usul) Nagari Koto Nan Gadang.
Menurut HC Israr, yang dikatakan dengan Koto Nan Godang itu adalah dari Muaro Mudiak, Bukik Sikabau Hilia, Nasi Rondam ke tengah dan Padang Somuk ke tepi. Dengan demikian, wilayah Koto Nan Gadang, sama dengan Ulayat Sandi atau wilayah kekuasan Rajo Di Sandi.
Kenapa bisa demikian? Apakah dahulunya daerah Koto Nan Ompek sekarang termasuk Koto Nan Godang? Bisa jadi saja. Namun karena perkembangan penduduk dengan segala aspek budaya, terlahirlah suatu nagari baru sebagai pemekaran dari Koto Nan Godang. Kapan terjadinya pemekaran atau istilah "dikabuang" itu belum bisa diketahui secara pasti.
Meskipun demikian, sejumlah orang memperkirakan, terjadinya pemekaran Koto Nan Godang atau "dikabuang" alias "dipotong" itu menjelang Perang Paderi. Karenanya, banyak kesamaan budaya antara Koto Nan Godang dengan Koto Nan Ompek.Dua nagari ini bak pinang dibelah dua. Satu rancak, satu lagi santiang (pintar).
Lalu, mana pula yang disebut dengan Ulayat Luhak atau ulayat Rajo di Luhak? Menurut orang tua-tua dan barih balobeh Luhak Limopuluah, Ulayat Luhak itu terletak dari Mungo Mudiak sampai Limbukan Hilia. Diantaranya, terdapat dari Andaleh, Tanjuang Kubu, Banda Tunggang, Sungai Kamuyang, Sikabu-kabu/Tanjuang Haro, Aua Kuniang, Tanjuang Pati, Gadih Angik, Limbukan, dan Limau Kapeh.
Saat ini, Ulayat Luak itu, sebagian berada di Kota Payakumbuh dan sebagian lainnya berada di wilayah Limapuluh Kota. Ini semakin menguatkan, bahwa Payakumbuh dan Limapuluh Kota, memang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Karena memang serumpun budaya. [pkt]