New York, Padangkita.com - Seorang profesor kedokteran di Universitas New York (NYU) Marc Siegel meramalkan bahwa tingkat persentase pemulihan virus corona kemungkinan akan mencapai angka tertinggi di 90 persen.
Dikutip dari nypost, Siegel menyebutkan bahwa sebenarnya virus corona menjadi begitu serius akibat kecemasan dari masyarakat yang berujung penyimpulan pada skenario terburuk.
“Salah satu yang jadi masalah dalam kasus ini (virus corona) terletak pada skenario yang sedang berkembang, dan orang-orang selalu menyimpulkan ke skenario kasus terburuk,” kata Siegel yang juga direktur medis dari Radio Dokter SiriusXM.
"Terlalu banyak hal yang disangkutkan dengan kiamat (kematian)," katanya.
Baca juga: Corona Ubah Gaya Salaman di Dunia
Dia memperkirakan di akhir kasus corona nanti, tingkat kematian akibat corona hanya di bawah 1 persen, meskipun sedikit lebih buruk daripada flu biasa.
Dari lebih dari 92.000 orang yang telah tertular virus di seluruh dunia, terutama di China, hampir 49.000 telah pulih, sementara sekitar 3.130 telah meninggal.
Siegel mengatakan bahwa semakin banyak kasus muncul, ini akan membuat angka bertahan hidup naik dan persentase kematian turun.
Di sisi lain, Profesor Manhattanville College Anna Yeung-Cheung menyebutkan bahwa rata-rata orang sehat yang terkena virus itu mungkin menderita batuk kering, kelelahan, dan demam, dan harus absen selama satu atau dua minggu.
Tetapi setelah itu, mereka seharusnya baik-baik saja.
“Anda tinggal di rumah, Anda tidak keluar, dan jika semakin serius, Anda check-in di fasilitas medis atau pergi ke UGD,” jelas Anna sederhana.
"Saya tidak mengatakan Anda tidak harus berhati-hati," katanya. "Maksud saya agar anda tidak terlalu panik, lalu menyebut 'Aku sekarat’,” ujar Anna
Anna Yeung-Cheung menyebutkan bahwa setiap virus itu seperti manusia , mereka memiliki kepribadian. Ia juga menyebut corona sejatinya tidak sulit untuk dibunuh.
"Yang menarik tentang virus ini adalah ia tidak sulit untuk dibunuh, seperti Ebola dan norovirus, cukup menggunakan sedikit larutan Clorox atau Purell,” katanya.
Seorang ahli mikrobiologi menambahkan bahwa virus ini unik karena mereka yang masih sangat muda akan bernasib lebih baik daripada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
"Itu adalah suatu berkat," kata Yeung-Cheung. "Di sisi lain, itu berarti mereka juga dapat [secara diam-diam] membawanya."(*/try)