Padang, Padangkita.com – Universitas Andalas (Unand) mendadak populer dalam perbincangan netizen di media sosial Twitter. Bukan soal prestasi, tetapi yang ramai justru tagar #UnandJanganPelit, yang hingga menjadi “trending topic” Twitter pada Selasa (28/04/2020).
Tagar ini muncul sebagai reaksi dari mahasiswa Unand untuk mendesak pihak Rektorat memberikan subsidi kuota internet menunjang pelaksanaan kuliah daring.
Mahasiswa ini meminta Unand menindaklanjuti surat edaran Kemendikbud 6 April lalu. Sebelumnya, Kemendikbud telah menerbitkan surat edaran tentang “Bantuan Sarana Pembelajaran Daring kepada Mahasiswa”, yang ditujukan kepada pimpinan Perguruan Tinggi Negeri. Ada 64 perguruan tinggi yang disasar surat edaran itu, Unand termasuk salah satunya.
Mengutip Genta Andalas (pers mahasiswa), Unand berencana akan memberikan bantuan kuota internet kepada mahasiswa penerima Bidikmisi dan penerima biaya UKT level 1.
Kebijakan ini dinilai diskriminatif oleh mahasiswa, karena semua mahasiswa Unand merasa terdampak. Hal inilah kemudian yang disuarakan kalangan mahasiwa melalui twitter. Dari penelusuran media ini, tagar #UnandJanganPelit dimulai dari akun @nadaajaya.
Baca juga: Unand Klaim Bisa Uji Sampel Virus Corona dalam Sehari
"Semua mahasiswa terdampak Covid-19, tidak mandang mampu/tidak mampu. Semua mahasiswa baik yang bidikmisi sampai ukt level 7 membutuhkan bantuan berupa kuota/pulsa tersebut untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan daring," kicaunya. Cuitan ini telah di-retweet sebanyak 600 kali.
Mahasiswa berharap bantuan subsidi kuota hendaknya merata kepada seluruh mahasiswa. "Kapan sila ke-5 pancasila akan diterapkan? Tidak semua mahasiswa non-BM itu mampu! Tidak semua mahasiswa UKT tinggi itu kaya! Bukannya kami dibantu malah kami dibiarkan sengsara. Bantuan ada tapi bukan untuk semua mahasiswa," kicau akun @elsawidiafitri.
Hingga berita ini ditulis tadi siang, telah ada sekitar 4.800 cuitan di twitter yang disertai dengan tagar #UnandJanganPelit. Namun begitu, sampai hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari Unand soal tagar tersebut. Rektor Unand Yuliandri yang dihubungi lewat telepon selulernya belum mengangkat teleponnya. Pesan WhatsApps dari media ini juga belum dibalas. [son]