Padang, Padangkita.com – Universitas Andalas (UNAND) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman gempa megathrust dengan menyelenggarakan Kuliah Umum Kebencanaan di Convention Hall Unand pada Rabu (7/5/2025).
Acara ini menghadirkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, yang secara langsung menyampaikan materi kebencanaan di hadapan sivitas akademika Unand.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut konkret dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada 26 Februari 2025 antara UNAND, BNPB, dan Kedutaan Besar Australia.
Sebagai simbol penguatan kerja sama, dilakukan pula penyerahan dokumen perjanjian kerja sama oleh Simon Flores, Counsellor Development Effectiveness and Humanitarian Kedutaan Besar Australia, kepada Kepala BNPB untuk kemudian diserahkan kepada Rektor Unand. Kolaborasi ini difokuskan pada upaya mitigasi risiko gempa megathrust, dengan perhatian khusus pada wilayah Sumatera Barat.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dalam paparannya menekankan pentingnya sinergi antarlembaga dalam menghadapi potensi bencana. “Dengan kolaborasi ini, kami berharap hasil riset kebencanaan dapat menjadi acuan dalam kebijakan strategis nasional dan daerah,” ujar Suharyanto.
Kerja sama ini juga mencakup implementasi program SIAP SIAGA, yang merangkul berbagai bidang strategis. Program ini tidak hanya berfokus pada riset mendalam mengenai potensi gempa megathrust, tetapi juga pada penguatan sistem ketangguhan bencana baik di tingkat pusat maupun daerah.
Untuk memastikan hasil riset dapat diimplementasikan secara efektif, berbagai kegiatan diseminasi seperti lokakarya dan pengarahan kebijakan akan turut dilaksanakan, menyasar para pengambil kebijakan dan masyarakat luas.
Lebih lanjut, kolaborasi ini juga memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan International Conference of Disaster Management (ICDM) tahun 2025. Konferensi internasional tersebut akan mengusung tema “Bersiap untuk Megathrust”, yang diharapkan menjadi platform penting bagi para ahli dan praktisi untuk berbagi informasi serta praktik terbaik dalam upaya pengurangan risiko bencana, khususnya di negara-negara berkembang.
Rektor Unand menyatakan bahwa perhatian terhadap isu kebencanaan merupakan bagian tak terpisahkan dari tanggung jawab institusi terhadap keselamatan publik.
Hal ini menjadi semakin krusial mengingat posisi geografis Sumatera Barat yang berada di zona megathrust Mentawai, salah satu kawasan paling rawan gempa di Indonesia.
Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, teridentifikasi enam zona megathrust di Sumatera yang memiliki potensi signifikan untuk menimbulkan gempa besar dan tsunami.
Usai memberikan kuliah umum, Letjen TNI Dr. Suharyanto, didampingi oleh Gubernur Sumatera Barat dan Rektor Unand, melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Unand pada siang harinya.
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau secara langsung kesiapan RS Unand sebagai salah satu rumah sakit yang potensial ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan bencana di wilayah tersebut.
Baca Juga: BNPB Ingatkan Potensi Megathrust, Pemko Padang Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana 2025
Langkah-langkah proaktif yang ditempuh Unand bersama BNPB dan Pemerintah Australia ini diharapkan dapat secara signifikan memperkuat ketangguhan masyarakat, khususnya di Sumatera Barat, dalam menghadapi ancaman gempa bumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu di wilayah rawan bencana ini. [*/hdp]
