Padangkita.com – Kesadaran masyarakat untuk belajar tentang kearsipan dinilai masih rendah. Kondisi ini diakui oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Muji Susilawati.
Masalah ini, kata Muji, tidak hanya terjadi di Kota Padang, tetapi juga terjadi secara nasional. Menurut dia, hanya 15 persen dari penduduk di Indonesia yang sadar dengan pentingnya keberadaan arsip.
“Padahal sebenarnya arsip itu sangat penting. Dari arsip, kita bisa tahu sejarah negeri kita, baik tentang pemerintahan, sosial, kebudayaan, dan sebagainya,” ujar Muji, Kamis (16/11/2017).
Demi meningkatkan minat masyarakat, pada 2015 pihak Dinas sebenarnya telah meluncurkan Galeri Arsip Statis (GAS). Bertempat di samping kantor dinas di Jl. Jend. Sudirman No 1 Padang, GAS mengusung konsep baru dalam menyediakan arsip. Arsip disajikan dalam bentuk galeri sehingga pengunjung bisa mencari sendiri bahan yang diinginkannya. GAS Padang ini diklaim sebagai satu-satunya galeri yang dimiliki Kantor Arsip di seluruh Sumatera.
Sayangnya, kunjungan ke galeri belum terlalu ramai. Rata-rata per hari GAS hanya dikunjungi 10 orang atau sekitar 2.000 orang per tahun. Umumnya pengunjung adalah mahasiswa atau akademisi yang berkepentingan untuk melengkapi bahan penelitian.
Meski demikian, pihak dinas, kata Muji, tidak tinggal diam. Dinas sedang berencana melakukan sosialisasi ke berbagai tempat, seperti ke sekolah-sekolah ataupun komunitas-komunitas.
“Nantinya akan ada wisata galeri. Rombongan dari sekolah atau komunitas nanti bisa belajar tentang sejarah Kota Padang di sini,” ujar Muji.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Bidang Arsip Dinas Kearsipan dan Perpusatakaan Kota Padang Rusdaly Damsir. Selain melakukan sosialisasi, GAS juga tengah berupaya menambah jumlah koleksinya. Pihak dinas sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa badan arsip di luar negeri, seperti Belanda, yang memiliki koleksi tentang Kota Padang.
Saat ini di GAS terdapat sekitar 15.000 lembar koleksi dengan 5.000 klasifikasi. Tidak hanya dokumen, di galeri juga dipamerkan foto-foto, klipping surat, kabar, poster, buku-buku, dan lainnya tentang Kota Padang. Koleksi yang tersedia dimulai dari tahun 1910 hingga sekarang.
Daly pun berharap pihak Pemda memberikan perhatian kepada bidang kearsipan yang sering terabaikan. Gedung arsip saat ini belum representatif, antara galeri dan depo masih terpisah (depo ada di Air Pacah), begitu pula dengan jumlah SDM kearsipan yang belum memadai.
“Kalau permasalahan tersebut bisa diatasi, saya yakin dunia kearsipan kita akan lebih baik,” ujarnya.