Jakarta, Padangkita.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berencana membuat program manasik bagi para calon jemaah haji Indonesia menggunakan teknologi metaverse. Dia menjelaskan, rencana itu sebagai upaya transformasi pelayanan digital di bidang haji dan umrah Kemenag ke depannya.
"Memberikan pelayanan ke jemaah. Ini dikembangkan bukan hanya soal pendaftaran saja. Manasik itu kita laksanakan dengan cara apa tadi Pak Dirjen? Dengan cara-cara metaverse," kata Yaqut di acara Rakernas Ditjen PHU Kemenag di Pondok Gede yang disiarkan di Youtube Informasi Haji, Kamis (17/3/2022) lalu.
Menurut Yaqut, program manasik menggunakan metaverse itu akan memberikan kesan langsung bagi calon jemaah hadir langsung dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi meski virtual. Program itu nantinya akan lebih memudahkan calon jemaah ketimbang menggunakan manasik secara konvensional.
"Kalau manasik yang konvensional kan cuma diceritain. Kita paksa para jemaah membayangkan. Nah kalau kita bisa beradaptasi dengan teknologi, Mereka bisa merasakan di sekeliling kakbah. Bagaimana sa'i, mereka rasakan sendiri," kata dia.
Tak hanya soal manasik haji, Yaqut mengatakan program Metaverse dimanfaatkan untuk mengajarkan jemaah memanfaatkan sarana dan prasarana lain selama menjalankan umrah.
Salah satu contohnya, kata dia, jemaah bisa diajarkan memanfaatkan penggunaan toilet di pesawat hingga memanfaatkan sarana dan prasarana hotel lewat metaverse.
"Belum lagi gunakan kunci hotel. Ada jemaah haji gelap-gelapan di dalam hotel. Ada yang ngeluh kok lampunya mati. Ternyata kunci [kartunya] gak dimasukkan dalam saklar itu. Ini banyak terjadi. Metaverse itu bisa jadi solusi. Masuk toilet. Cara flush. Pakai kursi kamar hotel. Bisa disiasati," kata Yaqut.
Baca Juga:Lebih Tahu Soal Metaverse, Teknologi yang Tidak Sah untuk Ibadah Haji
Untuk diketahui, Pemerintah Arab Saudi pada Desember lalu meluncurkan program metaverse yang memungkinkan umat Islam di seluruh dunia mendapatkan pengalaman mengunjungi Kakbah secara virtual. [*/isr]