Padang, Padangkita.com – Proyek raksasa di Sumatra tak hanya jalan tol (Jalan Tol Trans Sumatra/JTTS) yang akan menghubungkan Lampung hingga Banda Aceh. Namun, pembangunan infrastruktur jembatan terpanjang di Indonesia juga terus dikebut.
Jembatan tersebut adalah Jembatan Batam – Bintan di Kepulauan Riau (Kepri) yang sudah mulai dipopulerkan dengan akronim Jembatan Babin.
Baca juga: Jadi Kebanggan! Ini Spesifikasi dan Rincian Biaya Pembangunan Jembatan Batam – Bintan
Adapun progres terbaru pembangunan Jembatan Batam – Bintan, adalah menyangkut pembebasan lahan. Menurut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, pengadaan lahan untuk mega proyek pembangunan Jembatan Batam - Bintan (Babin), khususnya wilayah Pulau Bintan telah selesai seluruhnya (100 persen).
Bahkan, sebagai buktinya, 5 sertifikat lahan dengan luas 0,867 hektare pada kawasan Tanjung Permai, Bintan telah diserahkan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Kepri Nurhadi Putra kepada Gubernur Kepri, Ansar Ahmad awal pekan ini (8/5/2023).
Pengadaan lahan memang merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab Pemprov Kepri dalam hal penyelesaian Readiness Criteria, di mana jumlah keseluruhan lahan yang dibutuhkan smencapai 74,43 hektare.Khusus di wilayah Pulau Bintan total jumlahnya yaitu sebanyak 48 sertifikat dari 121 bidang dengan luas pengadaan tanah 26,138 hektare.
Dengan selesainya pengadaan tanah pembangunan Jembatan Batam - Bintan di sisi landing poin Pulau Bintan ini, Gubernur Ansar mengatakan ini menjadi langkah awal terwujudnya mimpi masyarakat Kepri memiliki Jembatan Batam - Bintan.
"Apalagi keberadaan Jembatan Babin ini merupakan cita-cita dan mimpi masyarakat Kepri saat ini dan juga janji Presiden RI Joko Widodo, sehingga proses penyelesaiannya sangat digesa Pemerintah Pusat maupun Pemprov Kepri," jelas Gubernur Ansar, dikutip Padangkita.com dari laman Pemprov Kepri, Sabtu (13/5/2023).
Gubernur Ansar menegaskan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Bappenas, dan terungkap rencana pembangunan Jembatan Batam - Bintan sudah masuk dalam Grand Book Bappenas.
"Sehingga, Insya Allah nantinya jika semua dokumen-dokumen persiapan pembangunan Jembatan Batam - Bintan ini selesai pada akhir tahun, pembangunan Jembatan Batam - Bintan dapat dimulai pada tahun depan," tegas Gubernur Ansar.
Selain itu, Gubernur Ansar juga telah melakukan berbagai pembahasan panjang bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan pihak bank yang nanti bakal menjadi investor. Gubernur telah meyakinkan, bahwa ke depannya jembatan ini mempunyai prospek besar.
"Yang mana, di Pulau Bintan ini saja memiliki tiga pusat pemerintahan, kemudian pusat pariwisata dan industri sehingga keberadaan jembatan Babin ini dapat menjadi penggerak perekonomian dan mensejahterakan masyarakat Kepri," ungkapnya.
Pada kesempatan itu Gubernur Ansar juga mengapresiasi pihak-pihak yang ikut mendukung penyelesaian persoalan sertifikat, baik Kanwil BPN Provinsi Kepri, BPN Kabupaten Bintan, Kejati Kepri dan juga Pengadilan Tinggi Kota Tanjungpinang.
Sementara itu, Kakanwil BPN Kepri Nurhadi Putra mengatakan bahwa setelah selesainya pengadaan tanah di sisi Pulau Bintan, pihaknya masih menunggu penyelesaian pengadaan tanah di sisi Kota Batam.
"Untuk ke depannya, kita masih menunggu selesainya 4 bidang tanah di Kota Batam yang berada di bawah naungan BP Batam untuk selanjutnya dilanjutkan ke tahapan berikutnya pembangunan Jembatan Batam - Bintan tersebut," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional Wilayah I Kepri Stanley Cicerio Haggard Tuapatinajja mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap berbagai dokumen penting pendukung pembangunan Jembatan Batam - Bintan.
"Pihak kami sudah menerima hasil evaluasi perencanaan terkait pondasi dari Jembatan Batam - Bintan. Setelah dicek oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan, masih ada beberapa kelengkapan yang harus ditambahkan," jelas Stanley.
Hal ini lanjut Stanley, setelah dibahas lebih lanjut untuk rencana soil investigation pondasi di laut, membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp68 miliar. Sejauh ini, kata dia, sudah disetujui oleh Kementerian PUPR dan segera dilelang pada tahun ini.
"Insya Allah nantinya paket yang akan dilelang ini bertujuan untuk melakukan soil investigation bawah laut dari jembatan. Pentingnya investigasi ini dilakukan agar ke depannya jembatan ini tidak bermasalah yang menimbulkan penambahan biaya," terang Stanley.
Sekadar informasi, saat ini rekor jembatan terpanjang di Indonesia disematkan pada Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya – Madura, di Jawa Timur (Jatim).
Jembatan Suramadu yang merupakan singkatan Surabaya – Madura, dibangun di atas Selat Madura. Pembangunannya butuh waktu 6 tahun, dimulai tahun 2003 dan rampung tahun 2009. Panjang jembatan Suramadu adalah 5.438 meter dan lebar 30 meter.
Baca juga: Daftar 10 Jembatan Terpanjang di Indonesia, Jembatan Batam – Bintan Bakal Jadi Nomor 1
Sementara itu, Jembatan Batam – Bintan atau Jembatan Babin direncanakan akan dibangun sepanjang total 14,753 km, termasuk jalan di daratan yang menghubungkan antar-jembatan. [*/pkt]