Antara lain, jasa angkutan atau transportasi, tenaga kerja, setoran pajak ke daerah, dan usaha-usaha turunan lainnya bakal ikut terganggu.
Lalu, apakah kejayaan PT. Semen Padang bisa kembali seperti dulu?
“Saya dan KJ (Khairul Jasmi) jalan terus melobi dan membuka pasar. Kadang KJ yang mengajak, kadang saya yang mengajak KJ untuk keliling,” demikian Asri Mukhtar menanggapi.
Bicara peluang pasar ke negara maju, seperti Amerika, Asri Mukhtar mengaku suatu saat dapat saja diisi oleh Semen Padang. Cuma, saat ini, lanjut dia, hal itu terbentur sejumlah kendala.
Salah satunya adalah kapasitas Pelabuhan Teluk Bayur yang belum bisa sebagai sandar kapal berkapasitas besar.
Kemudian, soal pasar negara-negara Arab yang terus membangun, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dengan Kota Dubai. Dan, Arab Saudi yang akan membangun kota masa depan terbesar di dunia bernama Neom, dengan bangunan berstruktur tinggi 500 meter dan panjang 170 kilometer
“Pendekatan (ke UEA dan Arab Saudi) sudah dilakukan melalui Semen Indonesia Group (SIG),” kata Asri Mukhtar.
Jika nanti memang tercapai kesepakatan, maka peluang Semen Padang mengirim semen ke negara-negara Arab tersebut sangat terbuka. Sebab, dari lokasi atau geografis, Semen Padang melalui Teluk Bayur yang paling dekat dengan Arab.
Sekadar informasi, dalam Holding SIG tergabung 5 perusahaan semen BUMN. Yakni, PT. Semen Padang yang berlokasi di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), dan PT. Semen Gresik berlokasi di Tuban, Jawa Timur (Jatim) dan di Rembang, Jawa Tengah (Jateng).
Baca juga: PT Semen Padang Kembali Raih Anugerah Proper Hijau 2022 dari Kemen LHK
Kemudian, PT. Semen Tonasa yang berlokasi di Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Thang Long Cement Company berlokasi di Quang Ninh, Vietnam Utara. Dan, yang baru bergabung PT. Semen Baturaja yang berlokasi di Palembang dan Baturaja, Sumatra Selatan (Sumsel). [*/pkt]