Alek Minang Pertama di Paris Prancis, Ada Sosok Diaspora di Balik Pelaminan

Alek Minang Pertama di Paris Prancis, Ada Sosok Diaspora di Balik Pelaminan

Pernikahan dengan alek Minang pertama di Paris, Prancis. [Foto: Dok. Wulan untuk Padangkita]

Kiprah Wulan Panyalai Chaniago

Wulan berkisah, ide untuk membuat alek atau pesta Minang di luar negeri berawal dari silaturahmi diaspora Minang yang digagas oleh Gebu Minang Eropa di Paris pada 31 Oktober 2015.

Dalam pertemuan itu, terbersit pikiran bagaimana melangsungkan event khusus memperkenalkan adat dan budaya Minang seperti mengadakan pesta pernikahan lengkap dengan pelaminan.

"Namun, persoalannya adalah bagaimana membuat properti pelaminan tersebut. Jika dipesan dari dalam negeri, bagaimana cara membawanya? Tentu butuh biaya yang besar," kata Wulan.

Oleh sebab itu, Wulan berinisiatif mengumpulkan sendiri properti pelaminan Minang setiap kali ia pulang ke Indonesia.

Image Attachment

"Setiap pulang ke Indonesia, minimal sekali setahun, saya bawa properti. Sedikit demi sedikit," lanjutnya.

Wulan Panyalai Chaniago lahir di Bukit Kemuning, Lampung Utara pada 29 Juli 1971. Kedua orang tuanya adalah perantau Minang asal Padang Pariaman. Ayahnya asal Balah Aia, Nagari Pakandangan sedangkan ibunya asal Parit Pontong. Nagari Toboh Ketek.

"Walaupun di rantau, orang tua sering memberikan saya penjelasan mengenai adat dan budaya Minang. Kami juga sehari-hari berbahasa Minang," beber Wulan.

Keluarganya hanya kalangan biasa. Setelah menamatkan pendidikan menengah, ia memutuskan merantau mencari pekerjaan.

"Sebelum ke Paris, saya sempat mengadu nasib di Jakarta dan Surabaya," katanya.

Pada tahun 2001, ia menginjakkan kaki di Paris, Perancis. Di sana, ia menikah dan berkeluarga.

"Hidup di Paris membutuhkan proses yang panjang dalam beradaptasi," lanjut Wulan.

Kecintaan kepada budaya Minang tetap ia bawa saat ia merantau di Paris.

"Saya merasa memiliki kewajiban memperkenalkan kebudayaan Indonesia di Paris," katanya.

Bagi Wulan, memperkenalkan budaya Indonesia ke mancanegara  adalah kebanggaan tersendiri. Meskipun, ada pihak yang tidak mendukung atau bahkan menentangnya.

Ia mengaku banyak terinspirasi dari Ely Kasim, penyanyi Minang legendaris yang juga mengurus pelaminan Minang.

Baca juga: Kisah Perempuan 4 Anak Asal Sungayang Sumbar Menikah dengan Bule Australia

"Uni (Ely Kasim) pernah berpesan, ide apapun yang ada di pikiran Wulan, keluarkan. Jangan pernah takut ditentang. Ditentang itu sementara, pada akhirnya orang akan meniru," ujar Wulan menirukan ucapan Elly Kasim. [den/pkt]

Pages:

Baca Juga

Pelantikan Pengurus FASBANA, Pemko Ajak Lestarikan Adat Budaya di Kalangan Anak Muda
Pelantikan Pengurus FASBANA, Pemko Ajak Lestarikan Adat Budaya di Kalangan Anak Muda
Pembangunan Sumbar Era Prabowo dari Perspektif Kolaborasi Politik: 'Manjuluak' dan 'Maelo'
Pembangunan Sumbar Era Prabowo dari Perspektif Kolaborasi Politik: 'Manjuluak' dan 'Maelo'
Nobar Film 'Sadang di Bawah', Mahyeldi Dukung Industri Kreatif Lokal Minang
Nobar Film 'Sadang di Bawah', Mahyeldi Dukung Industri Kreatif Lokal Minang
Gubernur Mahyeldi Dorong Petani Sumbar Manfaatkan Perhutanan Sosial untuk Tingkatkan Kesejahteraan
Gubernur Mahyeldi Dorong Petani Sumbar Manfaatkan Perhutanan Sosial untuk Tingkatkan Kesejahteraan
Roberia Apresiasi Seminar tentang Pendidikan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau
Roberia Apresiasi Seminar tentang Pendidikan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau
Mahyeldi-Vasko Tegaskan Komitmen untuk Sektor Pertanian Rendah Emisi
Mahyeldi-Vasko Tegaskan Komitmen untuk Sektor Pertanian Rendah Emisi