Makin Cemas, Gaza pun Dikepung Corona

Virus Corona Gaza

Pekerja yang memakai disinfektan semprotan dan alat pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona, di pasar utama di Kota Gaza. [Foto: Aljazeera]

"Jika negara-negara besar dan paling kuat saja berjuang keras menghadapi corona, lalu bagaimana dengan Gaza?," Ujar Ayman Al-Halabi, seorang dokter di laboratorium yang dijalankan oleh kementerian kesehatan Gaza

Gaza, Padangkita.com - Pejabat Palestina mengumumkan dua kasus pertama virus corona di Jalur Gaza yang 'terkepung'. Wakil Menteri Kesehatan Youssef Abulreesh mengatakan pada Sabtu (21/3/2020) malam bahwa dua pasien positif corona tersebut kembali dari Pakistan melalui perbatasan Rafah Gaza.

Pasangan itu menunjukkan gejala penyakit seperti batuk kering dan demam tinggi, keduanya langsung menjalankan karantina dan dirawat di rumah sakit di kota perbatasan Rafah, di Jalur Gaza selatan.

Abulreesh mendesak seluruh penduduk Gaza untuk mengambil tindakan pencegahan dan berupaya menjaga jarak sosial dengan tetap tinggal di rumah untuk mengantisipasi potensi penyebaran virus tersebut.

Kelompok Hamas, selaku pihak berwenang di Gaza, telah memutuskan untuk menutup restoran, kafe, dan ruang gedung resepsi. Sholat Jumat di masjid-masjid juga telah ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Baca juga: Dibasmi karena Virus Corona, LIPI: Kelelawar Punya Peran Penting dalam Ekosistem

Sementara itu, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), sebuah unit militer Israel yang bertanggung jawab atas masalah sipil di Gaza, juga mengumumkan bahwa sejak hari Minggu (22/3/2020), semua penyeberangan ke Israel dari Gaza dan Tepi Barat telah ditutup.

"Pedagang, pekerja dan pemegang izin lainnya tidak akan diizinkan masuk dari persimpangan sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata COGAT di halaman Twitter-nya.

Ia menambahkan, beberapa pengecualian mungkin berlaku untuk perawat dan pekerja kesehatan, serta kasus medis yang luar biasa.

Di sisi lain, Palestina mengatakan izin untuk menyeberang sulit diperoleh, bahkan bagi mereka yang memiliki alasan medis atau kemanusiaan, proses perizinan yang panjang menjadi alasan utamanya.

Gaza dalam Kepungan

Sistem kesehatan di Gaza sangat berantakan. Penduduknya yang terpukul perang sangat rentan karena mereka telah hidup di bawah pengepungan Israel-Mesir selama hampir 13 tahun.

Blokade udara, darat dan laut telah membatasi masuknya sumber daya penting seperti peralatan kesehatan, obat-obatan dan bahan bangunan.

Sejak 2007, Gaza telah merasakan tiga serangan Israel yang mengakibatkan kehancuran infrastruktur sipil, termasuk fasilitas medis dan pembangkit listrik. Rumah, kantor, dan rumah sakit Gaza menerima rata-rata empat hingga enam jam listrik per hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sistem perawatan kesehatan Gaza tidak akan dapat menangani corona, mengingat rumah sakit jalur tersebut terlalu padat dan kurang sumber daya.

Seorang dokter di laboratorium yang dijalankan oleh kementerian kesehatan Gaza Ayman al-Halabi adalah satu di antara tim dokter yang bertanggung jawab untuk menguji sampel yang masuk.

"Sejak dua minggu lalu tim medis di Gaza mengumpulkan sampel orang-orang di perbatasan Rafah untuk menjalani tes reaksi rantai polimerase (PCR), tes pilihan yang digunakan untuk mendiagnosis COVID-19," kata al-Halabi.

Al-Halabi mengatakan ratusan sampel orang lain yang mungkin telah melakukan kontak dengan dua pasien pertama pun sekarang sedang diuji.

Melihat sumber daya Gaza yang terbatas, Al-Halabi percaya, menghadapi pandemi ini adalah suatu tantangan yang sangat besar bagi gaza.

"Jika negara-negara besar dan paling kuat saja berjuang keras menghadapi corona, lalu bagaimana dengan Gaza?," ujar Al-Halabi.

Akhir dari Dunia?

Secara global, data dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat menunjukkan lebih dari 300.000 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Lebih dari 13.000 orang telah meninggal, sementara sekitar 92.000 telah pulih.

Dengan ancaman wabah yang membayangi, banyak yang mengatakan virus itu mungkin merupakan tantangan terakhir bagi warga Gaza yang letih akibat kepungan Israel.

Seorang warga Palestina Amira al-Dremly percaya bahwa hanya masalah waktu virus itu akan sampai ke Gaza dan setelah mendengar berita tentang dua orang positif terinfeksi tersebut, Al-Dremly merasa seperti akhir dari dunia.

"Ketakutan terbesar adalah bahwa sumber daya yang tersedia di Gaza tidak cukup untuk bertindak sebagai solusi sementara [untuk penyebaran virus]," ujar wanita 34 tahun itu.

"Saya sangat takut pada anak-anak saya. Saya mengambil langkah-langkah untuk mendidik mereka tentang sterilisasi dan mencegah mereka meninggalkan rumah," kata ibu empat anak itu.

"Tetapi efek psikologisnya sulit, keluarga saya dan semua orang di sekitar saya sangat bingung dengan berita ini," tambahnya.

Gaza, salah satu daerah berpenduduk terpadat di dunia, adalah rumah bagi beberapa kamp pengungsi Palestina terbesar, dan al-Dremly mengatakan bahwa social distance adalah sesuatu yang "lebih mudah diucapkan daripada dilakukan". (*aljazeera/try).


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Padang, Padangkita.com - Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kota Padang hingga awal 2022 sudah mendekati angka 80 persen, yaitu 79 persen.
Capaian Vaksinasi Tembus 79 Persen, Hendri Septa Sebut Kegiatan Masyarakat di Padang Sudah Mulai Normal
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Nagari Rawang Gunung Malelo, Kecamatan Sutera, Pessel kini tembus 80 persen.
Berkat Door to Door, Capaian Vaksinasi di Nagari Rawang Gunung Malelo Kini Tembus 80 Persen
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) masih jauh dari target.
Capaian Vaksinasi Covid-19 di Pessel Kini Masih 57,5 Persen
Padang, Padangkita.com - Dinkes Kota Padang akan mensurvei sejumlah sekolah untuk memastikan keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Dinkes Padang Akan Survei Sejumlah Sekolah untuk Pastikan Keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka
Pariaman, Padangkita.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman telah merilis nama-nama warga yang belum divaksin sama sekali hingga saat ini.
Rilis Nama Warga yang Belum Divaksin, Wako Genius Umar Minta Camat Telusuri hingga ke Desa dan Dusun