Bukittinggi, Padangkita.com - Cuti dan libur panjang akhir Oktober ini, membawa angin segar bagi penginapan dan hotel di Kota Bukittinggi. Setelah sempat “down” sejak Maret akibat pandemi Covid-19, kini sebagian besar hunian hotel kembali meningkat.
Hunian hotel kembali menggeliat setelah wisatawan mulai kembali menginap di hotel-hotel yang ada di Kota Wisata ini. Sebelumnya, tingkat hunian bahkan sampai nihil. Akibatnya, telah banyak hotel di Bukittinggi yang merumahkan karyawan.
General Manajer (GM) Hotel Malindo Bukittinggi, Agussasi Mintarso, mengatakan sejak liburan panjang ini para tamu mulai berdatangan dari luar daerah seperti Riau, Jambi, dan sekitarnya.
Dampaknya, tingkat hunian hotel merangkak naik hingga 60 persen lebih. Kondisi ini, jelas sangat dsyukuri oleh pengelola hotel. Karena kondisi selama pandemi sangat memprihatinkan akibat tidak adanya omzet.
"Alhamdulillah, dua hari terakhir mulai kembali ada bokingan. Para tamu mulai ada yang menginap kembali, dan ini sangat kita syukuri," ujar Agussasi, Jumat (30/10/2020).
Sejak pertengahan April lalu, kata Agusassi, manajemen hotel terpaksa merumahkan 50 persen karyawan. Padahal, kata dia, harga kamar telah didiskon hingga 30 persen, tetapi tetap tidak ada tamu yang datang menginap.
"Bahkan ada kamar yang sudah lama kosong, kalaupun ada tamu itu hanya satu atau dua kamar. Tentu saja omzet yang masuk tidak sebanding dengan pengeluaran. Kita sangat bersyukur sekali liburan panjang ini membawa berkah. Meskipun tidak secara keseluruhan bisa menutupi biaya keluar, paling tidak bisa membantu," jelasnya.
Sebagai hotel bintang dua, Grand Malindo sendiri, sebut Agussasi, hampir senasib dengan hotel lainnya yang sepi tamu. "Sejak Maret hingga Juli bahkan sempat kosong, tidak satu pun tamu yang masuk. Pernah ada cuti bersama waktu Agustus, Alhamdulillah ada pengunjung, tetapi tidak seberapa. Baru liburan ini kembali ada tamu," ulasnya.
Senada dengan itu, GM Hotel Mersi Bukittinggi, Dessy Andriany, juga mengaku bersyukur pada masa liburan ini hunian menggeliat. Meski tidak ada bokingan tamu luar, tetapi jumlah hunian di hotelnya bisa mencapai 60 persen dari kapasitas.
"Jadi, tamu-tamu itu langsung datang, tidak bokingan. Pada umumnya juga dari Riau yang datang liburan ke Sumbar," sebutnya.
Hotel Mersi sendiri pun terkena imbas pandemi Covid-19. Bahkan, kata dia, hingga sekarang masih banyak karyawan yang dirumahkan.
"Hampir sama waktunya, semua hotel bernasib sama sejak pandemi Maret lalu. Baru liburan ini yang ada gairah. Lebaran Idulfitri dan Iduladha pun tidak ada tamu seperti tahun sebelum pandemi," ujarnya seraya menyebutkan, jika harga hotel pun sudah dipotong hingga 30 persen. Pemotongan harga itu, lanjut dia, juga dilakukan oleh hotel bintang tiga dan empat.
"Kamis (29/10/2020) tamu mulai ramai. Merek langsung datang bukan berupa bokingan. Jumlah tamu itu sampai 60 persen. Kita berharap liburan yang tersisa masih banyak tamu lainnya," harap Dessy.
Rata-rata Hotel di Bukittinggi Terisi 60 Persen
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bukittinggi, Vina Kumala mengatakan libur panjang kali ini memang membawa angin segar dan berkah tersendiri bagi pengelola penginapan dan hotel di Kota Wisata itu.
"Kondisi kita sudah cukup lama down, bahkan sampai merumahkan karyawan. Tidak ada omzet karena tamu tidak ada. Alhamdulillah, dan kita sangat bersyukur liburan ini membuat hunian kembali meningkat," ujarnya.
Owner Hotel Nikita ini juga menyampaikan, turunnya tingkat hunian disebabkan rasa was-was tamu soal pandemi Covid-19. "Biasanya tamu dari Padang menginap, sekarang mereka lebih memilih untuk langsung balik ka Padang. Begitu juga tamu lokal lainnya lebih memiliki pulang dari pada menginap. Ini terjadi sejak April hingga sekarang seperti itu kondisinya," jelas Vina.
Baca juga: Pengelola Homestay di Tanah Datar Dapat Pelatihan, Persiapan Kebangkitan Sektor Pariwisata
Meski begitu, sebut Vina, liburan kali ini secara okupansi (hunian) hotel di bawah naungan PHRI Bukittinggi pada umumnya naik hingga 60 persen. Terutama hotel bintang tiga dan empat.
"Sejak tanggal 27 kemarin sudah mulai kembali ada bokingan kamar. Pada umumnya tamu didominasi dari Riau, sisanya dari daerah lain dan lokal," jelasnya. [pkt]