Padangkita.com – Berbagai informasi mengenai capaian keberhasilan, tantangan, serta problematika yang dihadapi pemerintah, bakal dipaparkan dalam Diskusi Nasional ‘Road Show Capaian Tiga Tahun Jokowi-JK’ di Convention Hall, Universitas Andalas (Unand), Selasa, 20 Februari 2018.
Universitas tertua di luar Jawa itu mendapatkan kehormatan sebagai kampus ketiga, atau yang pertama di luar Jawa, sebagai tuan rumah acara bertajuk #KSPMendengar ini.
Sebelumnya, rangkaian dialog serupa juga dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho mengatakan, beberapa topik yang dibahas di antaranya menyangkut pembangunan desa, pengentasan kemiskinan, kesehatan dan gizi, serta reforma agraria dan perhutanan sosial.
Acara yang bakal dihadiri sekitar 500 peserta ini merupakan kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand dengan Kantor Staf Presiden (KSP), juga menghadirkan pembicara lain seperti guru besar jurusan Sosiologi FISIP Unand Afrizal, Ketua Nagari Development Center (NDC) - Unand Eri Gas Ekaputra, Pemimpin Redaksi Padang Ekspres Heri Sugiarto, serta Walinagari Sungai Kamuyang Ketua Forum Walinagari (Forwana) Provinsi Sumatera Barat, Irmaizar.
“Dalam forum interaktif ini, audiens seperti mahasiswa, dosen, serta masyarakat secara umum diharapkan dapat memperoleh informasi yang benar-benar faktual dan berimbang tentang apa yang telah dilakukan pemerintahan,” kata Yanuar, Senin (19/2/2018).
Sementara itu, Rektor Unand Tafdil Husni berterimakasih kepada Kantor Staf Presiden karena telah memercayakan acara bersifat diskusi nasional ke kampus tersebut.
“Ini suatu pernghargaan, karena hanya beberapa universitas di Indonesia yang menjadi tuan rumah. Tentu ajang ini besar manfaatnya, terutama bagi civitas akademika,” kata Tafdil.
Alfan Miko, Dekan FISIP Unand mengatakan, evaluasi penting bagi pemerintahan. Untuk itu, imbuhnya, FISIP selaku ‘tuan rumah’ juga mengundang orang-orang yang dianggap kritis.
“Yang kritis juga diundang, sehingga sesuai perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang perlu dikomentari, ya dikomentari,” ujarnya.
Sementara itu, akademisi Unand yang akan menjadi pembicara awal, Eri Gas Ekaputra, memberikan apresiasi pada era Jokowi-JK, yang menjadikan desa sebagai subyek pembangunan dengan menggelontorkan dana desa.
Namun, Direktur Nagari Development Center (NDC) Unand yang tengah mendampingi 47 dari 927 nagari di Sumatera Barat ini melihat, banyak persoalan menyelimuti dalam kerangka memandirikan desa.
“Tapi persoalannya, dikasih dana yang banyak, tidak dibekali dengan dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Programnya baru, tapi kualitas SDM-nya masih lama,” ungkapnya.
Makanya, ia menilai diskusi ini penting untuk memberikan rekomendasi dan memunculkan kesimpulan yang bisa dijadikan pijakan dalam pembangunan nagari atau desa yang lebih baik di masa depan.