“Kita sediakan rumah kos bagi keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal di Padang, saat ini baru dua kamar. Selain itu juga menjalin kerja sama dengan Rumah Singgah Pasien Dompet Dhuafa dan Rumah Singgah Pasien IZI,” ucapnya.
Diceritakan oleh Dedi, orang tua kerap terlambat menyadari jika anak menderita kanker. Ketidaksadaran orang tua juga menyebabkan kanker lambat ditangani.
“Kanker tersebut baru diketahui kadang setelah di sini (RSUP M. Djamil). Awalnya anak pucat, atau anak sakit trus diurut,” ujarnya.
Dedi dan istri menginisiasi komunitas ini lantaran anaknya menderita kanker jaringan lunak.
"Komunitas Cahaya secara resmi dibentuk tepat pada Agustus 2018. Sementara gerakan mereka sudah dimulai beberapa tahun sebelum itu. Setelah anak saya selesai kemo masih sering ke RS mengunjungi teman-teman, lalu sering posting di instagram. Kemudian banyak teman yang minta diajak ikut, lalu dari sana terpikir untuk membuat komunitas saja," ungkap Elsy istri Dedi.
Elsy terinspirasi dari relawan di RS Dharmais Jakarta, sewaktu menemani anaknya menjalani pengobatan di sana.
"Dulu di Dharmais ada relawan yang datang setiap 2 hari sekali. Mereka layaknya obat bagi kami, karena ada orang yang memperhatikan kita. Anak-anak itu sangat senang mendapat bingkisan. Kita di sini belum ada komunitas seperti itu," ucapnya.
Beratnya beban keluarga penderita menjadi salah satu alasan didirikannya komunitas, "Dulu saya saat tahu dia menderita kanker, rasanya dunia akan runtuh," kenang Elsy.
Makin berkembang kini relawan komunitas cahaya tidak hanya dari keluarga pasien saja, ada tenaga kesehatan, dan sebagian besar merupakan mahasiswa. Para relawan biasanya mengunjungi pasien ke bangsal dua kali dalam seminggu dan mengakomodir kebutuhan pasien seperti obat-obatan, popok, dan lain sebagainya. Kondisi pandemi sekarang membuat kunjungan tersebut digantikan secara virtual melalui grup perpesanan.
Baca juga: Pasien Kanker Butuh Rumah Singgah
“Saya telah bekerja di sini (Bangsal anak RSUP M. Djamil) sejak 30 tahun. Jadi melihat bagaimana perjuangan anak dan orang tua dalam perjuangan untuk sembuh. Jadi saya mendedikasikan diri saya di komunitas. Mendatangi bangsal dan menanyakan kebutuhan mereka ” kata Mar, salah seorang relawan. [pkt]