Padang, Padangkita.com – Empat partai politik (parpol) yang terdiri dari Golkar, NasDem, PKB dan PDIP, telah mencapai kesepakatan untuk berkoalisi mendukung satu pasangan calon. Namun, siapa yang akan didukung “perahu” terakhir ini untuk kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatra Barat (Sumbar) 2020 belum dapat dipastikan.
Hanya, sejumlah kemungkinan sejauh ini telah dapat dibaca. Koalisi empat parpol ini berpeluang mendukung pasangan calon Fakhrizal-Genius Umar, Faldo Maldini-Febby Dt. Bangso, Gusmal dan Fauzi Bahar. Dua nama terakhir telah ramai disebut bakal maju meski belum mendeklarasikan pasangan masing-masing.
Fakhrizal-Genius Umar sebetulnya sejak awal telah berupaya maju melalui jalur independen atau perseorangan. Namun, pasangan ini telah dinyatakan tidak lolos oleh Komisi Pemiluhan Umum (KPU) Sumbar karena kekurangan syarat dukungan. Mereka mengajukan sengketa ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumbar.
Meski punya alasan kuat, peluang lolos tetap kecil. Sebab, tidak mudah memenuhi syarat administratif berikut bukti-bukti yang detail ketika bersengketa. Makanya, jika tetap mau maju, tak ada pilihan lain, kecuali melalui jalur parpol.
Ketua DPW Partai NasDem Sumbar, Hendrajoni sepertinya memberi angin ke Fakhrizal-Genius Umar. Usai pertemuan empat parpol Sabtu (1/8/2020) malam, Hendrajoni menyebut dukungan masyarakat kepada Fakhrizal-Genius Umar lebih riil dibanding kandidat lain. Dia menunjuk dukungan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang digunakan pasangan tersebut untuk maju pada jalur independen.
Namun, bukan berarti kans Faldo Maldini-Febby Dt. Bangso tertutup sama sekali. Pasangan ini sebelumnya telah mendeklarasikan bakal maju pada Pilkada Sumbar 2020. Hanya sejauh ini, baru PKB yang secara resmi mendukung pasangan ini.
“Sepenuhnya kami serahkan kepada pimpinan koalisi partai untuk menentukan siapa yang akan didukung. Kami hanya bisa berusaha,” kata Faldo Maldini ketika berbincang dengan Padangkita lewat telepon, Minggu (2/8/2020).
Baca juga: Fakhrizal-Genius Resmi Ajukan Sengketa, Begini Tanggapan KPU dan Bawaslu Sumbar
Politisi muda yang kini menjabat sebagai Ketua DPW PSI Sumbar ini mengaku telah berusaha maksimal selama ini. Antara lain melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat, memasang APK (Alat Peraga Kampanye) dan upaya lainnya.
Saat ini, lanjut Faldo, survei terhadap dia juga tengah berlangsung. Hasilnya akan diketahui 18 Agustus mendatang. Terkait hal ini, dia berharap koalisi empat partai menjadikan hasil survei sebagai salah satu indikator penting dalam menentukan pilihan.
“Kami hanya berharap benar-benar yang terbaik yang didukung,” ujar Faldo.
Gusmal dan Fauzi Bahar tentu juga tetap punya peluang. Dua nama ini bukan orang sembarangan. Gusmal adalah Bupati Solok yang berpengalaman di politik. Begitu juga Fauzi Bahar, dua periode menjabat Wali Kota Padang, plus punya pengalaman maju pada Pilkada Sumbar. Gusmal sendiri adalah politisi Golkar dan Fauzi Bahar saat ini bergabung ke NasDem.
Golkar Paling Banyak Kursi
Jika dicermati, kekuatan koalisi empat partai ini tak boleh diremehkan. Di atas kertas, koalisi ini punya 17 kursi, yang jika dikonversi ke suara pemilihan legislatif (Pileg) tentu bukan jumlah yang sedikit. Rinciannya Golkar (8 kursi), NasDem (3 kursi), PDI-P (3 kursi), dan PKB 3 kursi.
Dari jumlah kursi tersebut, Golkar semestinya punya daya tawar yang paling besar dalam koalisi. Jika Golkar menarik diri, maka koalisi langsung bubar. Sebab tiga parpol yang tersisa tak cukup kursi buat mendukung calon. Untuk mendukung calon, minimal parpol atau koalisi parpol mesti punya 13 kursi (20%) dari total kursi DPRD Sumbar.
Kini koalisi empat parpol ini akan membuka pendaftaran bakal calon mulai besok hingga 20 Agustus. Kecuali nama-nama yang disebut sebelumnya, tentu tetap ada peluang bagi selain itu untuk mendaftar ke koalisi ini.
Jika koalisi empat parpol yang menjadi “perahu” terakhir ini nanti resmi mengusung pasangan calon, maka pada Pilkada Sumbar akan ada empat pasangan yang akan bertarung.
Sebelumnya, tiga pasangan telah lebih dulu mendeklarasikan diri berikut dengan partai/koalisi parpol pendukung. Mereka adalah Mahyeldi Ansharullah-Audy Joinaldy (PKS 10 kursi/PPP 4 kursi), Nasrul Abit-Indra Catri (Gerindra 14 kursi) dan Mulyadi-Ali Mukhni (Demokrat 10 kursi/PAN 10 kursi). [ori/pkt]