Padang, Padangkita.com - Kisah dalam roman Sitti Nurbaya direncanakan diangkat dalam film layar lebar. Film yang mengangkat sebuah kisah yang fenomenal dan telah melegenda di Kota Padang, Sumatera Barat itu bakal diproduksi lag. Film yang 100 persen mengangkat novel dari karya Marah Rusli itu juga bakal merambah pasar Malaysia dan Brunei Darussalam.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyambut baik akan dibuatnya film Sitti Nurbaya yang kali ini bakal diangkatkan dalam sebuah film layar lebar.
"Oleh karena itu atas nama Pemerintah Kota Padang, kita sangat menyambut baik kembali dibuatnya film Sitti Nurbaya yang dikemas dalam bentuk film layar lebar. Alhamdulillah film ini mengangkatkan latar belakang dan setting budaya Minangkabau dan akan melakukan proses syuting di beberapa tempat di Kota Padang. Semoga akan memberikan banyak manfaat bagi warga dan Kota Padang khususnya," sebut Wali Kota Padang sewaktu menerima audiensi rombongan dari PT. Balai Pustaka (Persero) dan produsen perfilman tersebut, Selasa (2/7).
Sementara itu, Direktur Utama Balai Pustaka Achmad Fachrodji mengatakan, kali ini ia bersama pihak produksi film Sitti Nurbaya ingin menyampaikan kepada Pemko Padang dalam hal ini Wali Kota Padang, terkait rencana pembuatan film tersebut.
"Sebagaimana, sebelum film ini dibuat kami harus konsultasi dengan stakeholder terkait di sini termasuk bersama bapak wali kota. Dan kita berharap, apabila film ini nanti diproduksi semoga juga akan melahirkan wisata baru di Padang. Seperti halnya dampak yang dirasakan dari film Laskar Pelangi yang sempat 'booming' beberapa tahun lalu dengan lokasi syutingnya di Bangka Belitung," tuturnya.
Ia melanjutkan, untuk di Padang film Sitti Nurbaya edisi layar lebar yang disutradarai Haris Nizam tersebut, pihaknya nanti berencana akan membuat Kampung Sitti Nurbaya. Dimana di sana nantinya ada rumah Sitti Nurbaya, rumah Datuk Maringgih, Syamsul Bahri dan sarana-prasarana yang mendukung film tersebut. Kalau perlu akan dibuat museum Sitti Nurbaya, dengan seluruh baju-baju pemeran dan atribut yang dipakai dalam film itu akan dimuseumkan di sana.
"Sehingga dengan itu, masyarakat dan wisatawan bisa melihat dan menikmati kawasan Kampung Sitti Nurbaya nantinya. Tak hanya itu, hal ini kita rasa juga memberikan multiefek seperti bagi warga setempat serta para pedagang dan pelaku ekonomi kreatif untuk bisa berjualan di sana yang otomatis bisa mengangkat perekonomian warga Padang," imbuhnya.
Ketika ditanyakan perihal lokasi syuting film Sitti Nurbaya tersebut katanya, yaitu akan menggunakan lokasi di beberapa daerah di sekitar Jawa selain Kota Padang. Untuk di Padang pihaknya pun belum memastikan lokasi yang fix, namun ada beberapa alternatif seperti Bukit Gado-gado atau Gunung Padang yang mana nantinya akan disulap menjadi Kampung Sitti Nurbaya.
"Namun yang terpenting lagi bagi kita adalah, melalui film kni ikon-ikon kehebatan Minang zaman dulu dapat ditampilkan lagi di saat ini. Karena kalau tidak senantiasa dijaga dan dihidupkan sekarang, bisa-bisa ditinggalkan generasi saat ini (milenial). Mereka bisa saja tidak tahu apa itu kisah Sitti Nurbaya dan kisah legenda lainnya yang ada di Ranah Minang ini. Jadi film ini memang kewajiban bagi kami sebagai tempat berlabuhnya sastrawan Minang zaman dulu yang harus dibumikan dan harus direalisasikan," ujarnya.
Untuk pembuatan film tersebut katanya, akan dimulai setelah selesainya pembuatan Kampung Sitti Nurbaya. Sementara untuk jadwal tayangnya ia akan berunding dengan investor, jika investornya PT. Semen Padang maka bisa dikaitkan dengan perayaan hari ulang tahun salah satu BUMN yang ada di Sumbar tersebut di 2020 mendatang.
"Insya Allah jika tidak ada kendala tayang film Sitti Nurbaya ini sesudah lebaran Idul Fitri tahun depan," tukasnya.
Lebih lanjut dikatakan Achmad lagi, menilik film Sitti Nurbaya sebetulnya pernah beberapa tahun lalu juga pernah ditayangkan dan disinetronkan di TVRI dan tv swasta lainnya. Dimana kala itu pemeran Sitti Nurbaya diperankan aktris senior Novia Kolopaking, sebagai Samsul Bahri nya Gusti Randa dan untuk peran Datuk Maringgihnya oleh H. Damsik.
"Namun bagi kita sekarang mengangkatkan film layar lebar. Dimana lebih kurang durasi film ini selama dua jam atau dua setengah jam. Akan tetapi sudah merangkai semua cerita dari awal hingga akhir. Insya Allah kita jamin ceritanya akan menarik ditonton, sehingga diharapkan menarik peminat film dimana saja berada," imbuh Achmad.
Sementara untuk aktor dan siapa saja pemeran dalam film ini Achmad pun masih merahasiakan. Ada satu nama yang ia sebit diantaranyaTengku Rifnu Wikana yang berperan sebagai Datuk Maringgih. Dimana juga ada aktor asal Sumatera Barat yang sesuai hasil casting yang dilakukan beberapa waktu lalu. Terdapat dari sebanyak 1612 orang yang mendaftar, terpilih sebanyak 41 orang.
"Untuk setting film ini kita tetap memakai setting suasana jaman dulu (jadul) seperti suasana Kota Padang di tahun 1922 bukan kekinian. Namun yang utama sekali bagi kita adalah bagaimana menampilkan romantisme antara perjalanan cinta Sitti Nurbaya, Samsul Bahri dan juga Datuk Maringgih yang diselingi intermezzo lainnya. Mari kita doakan dan tunggu jadwal tayangnya film ini di bioskop-bioskop kesayangan anda," tukuknya mengakhiri. (*)