"Sejak 1987 saya sudah motret. Namun, tahun 1995 kamera saya jual dan kembali memotret tahun 2013," ujar Oyon kepada Padangkita.com, Minggu (21/3/2021).
Sejak kamera dijual, jelas Oyon, ia beralih profesi sebagai tukang angkat di Teluk Bayur. Ia menjual kameranya tahun 1995 karena membutuhkan biaya untuk kebutuhan wisuda salah seorang anaknya.
Menurut Oyon, selama dia berprofesi sebagai fotografer wisatawan di Pantai Air Manis Padang, ia mampu menyekolahkan 14 orang anaknya.
Untuk motret, kata Oyon, hasilnya memang tidak menentu. Sekali motret di bisa mendapatkan Rp25 ribu.
Usaha yang Terancam Digilas Zaman
Selepas Oyon mencetak foto, hujan lebat mengguyur Pantai Manis. Wisatawan yang terakhir ia potret merupakan pelanggan terakhir yang ia dapatkan hari itu.
"Hari ini delapan pelanggan yang saya foto," ujar Oyon yang juga merupakan anggota Ikatan Photografer Pantai Air Manih (IPPA) itu.
Atas hasil itu, Oyon mengaku sudah sangat bersyukur. Apalagi, katanya, untuk jumlah delapan pelanggan itu saat ini sudah lumayan banyak.
Apalagi, jelas Oyon, motret saat ini tak sama dengan yang ia geluti di masa lampau. Kecanggihan teknologi turut menggerus usahanya sebagai fotografer wisatawan.
Bahkan, kata Oyon, jasanya tak lagi laku ketika smartphone canggih yang dilengkapi kamera dengan kualitas bagus menjamur.