Kisah Anton Syofnevil, Sang Legenda Hidup Semen Padang FC

Kisah Anton Syofnevil, Sang Legenda Hidup Semen Padang FC

Anton Syofnevil. [Foto: Dok. Humas PT Semen Padang]

Padang, Padangkita.com - Anton Syofnevil merupakan salah satu legenda Semen Padang FC. Lama tak ada kabar, rupanya wing gelandang tim Kabau Sirah di era Galatama itu sibuk dengan aktivitasnya sebagai karyawan di PT Semen Padang, perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

"Ini tahun terakhir saya sebagai karyawan PT Semen Padang. Sudah 33 tahun saya jadi karyawan. Pertengahan tahun depan saya akan pensiun," ujar Anton saat ditemui di ruang kerjanya di Lantai 5 Kantor Pusat PT Semen Padang, tepat di Hari Olahraga Nasional, Jumat (9/9/2022) siang.

Meski sibuk dengan aktivitas sebagai karyawan PT Semen Padang dengan jabatan sebagai Staf Internal Audit, pria kelahiran Kota Padang, 7 Juli 1967 itu, masih tetap meluangkan waktunya untuk sepak bola dengan mengikuti berbagai turnamen sepak bola, baik antar-perusahaan maupun antar-karyawan PT Semen Padang.

Bahkan, Anton juga memperkuat All Star Semen Padang FC di pelbagai pertandingan persahabatan yang tidak hanya digelar di Sumbar, tetapi juga di luar Sumbar. Karena menurut Anton, sepak bola adalah olahraga yang membuat dirinya tetap sehat dan bugar, meskipun saat ini usianya sudah 55 tahun.

Sepak bola, menurut Anton, adalah dunianya. Karena, berkat sepak bola jugalah dirinya bisa menjadi karyawan PT Semen Padang, sebuah industri semen terbesar yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar. Kalau bukan karena sepak bola, belum tentu dirinya bisa menjadi karyawan PT Semen Padang.

"Alhamdulillah, sepak bola memberikan banyak kenikmatan bagi saya dan keluarga. Dan itu berawal dari saya bergabung menjadi pemain sepak bola Semen Padang FC tahun 1986. Dua tahun kemudian, manajemen PT Semen Padang yang merupakan sponsor Semen Padang FC, mengangkat saya menjadi karyawan PT Semen Padang," ujar Anton.

Anton menyebut, perhatian PT Semen Padang terhadap dunia olahraga, khususnya sepak bola luar biasa. Karena, banyak pemain Semen Padang FC yang diangkat jadi karyawan. "Saya salah satunya. Selain di cabang sepak bola, atlet dari cabang olahraga lainnya juga ada yang diangkat sebagai karyawan PT Semen Padang," bebernya.

Selama menjadi karyawan PT Semen Padang, kata Anton melanjutkan, sudah banyak penempatan kerja yang dijalaninya, mulai dari Departemen Tambang dab Bahan Baku, Unit CSR, Departemen Keuangan, hingga ke Internal Audit. Kemudian, untuk posisi jabatan, juga dilaluinya mulai dari yang paling rendah hingga sekarang menjadi eselon III PT Semen Padang.

"Saya masuk Semen Padang itu dari Pelaksana 3. Posisi pelaksana 3 ini saya jalani selama 12 tahun lebih, atau selama ditugasi di Unit Galatama yang menaungi semen Padang FC. Karena masa itu, tugas saya hanya fokus main sepakbola. Meskipun posisi terendah sebagai karyawan PT Semen Padang, tapi di Unit Galatama ketika itu juga dapat gaji dan bonus sebagai pemain Semen Padang FC. Nilainya jauh lebih besar dibandingkan karyawan," bebernya.

Anton juga membeberkan bagaimana dirinya bisa menjadi pemain sepak bola profesional Indonesia. Kata dia, sepak bola baginya merupakan olahraga yang menjadi hobinya sedari kecil. Bahkan ketika masih SD, hampir semua tanah lapang di tempat tinggalnya di Kampung Perak, Jalan Sudirman, Kota Padang, jadikan tempat bermain sepak bola bersama teman-temannya.

Kemudian begitu dirinya pindah ke Kota Dumai, Riau sekitar tahun 1978 untuk mengikuti sang ayah almarhum Syofyan Yahya yang dipindahtugaskan ke Pelindo Dumai, kecintaannya terhadap sepak bola makin besar. Apalagi, sang ayah yang ketika di Pelindo Dumai, juga dipercaya menjadi pengurus sepakbola Bolder Dumai, sebuah club sepakbola binaan Pelindo Dumai.

"Ayah sangat men-support saya untuk sepakbola. Bahkan ketika masih kelas V SD SD 03 Labor Oseing Dumai, saya diajak bergabung memperkuat klub Bolder Dumai. Dan saat itu, saya yang paling kecil menjadi squad club Bolder Dumai. Sedangkan pemain yang lain sudah bekerja. Meski saya paling kecil, tapi kawan-kawan dan pelatih percaya dan suka melihat gaya permainan saya," kenang Anton.

Dua tahun di Bolder Dumai, lanjut Anton, dirinya kemudian pindah Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, dan sekolah di SMP 1 Rengat, karena Ayahnya juga pindah ke Pelabuhan Rengat.

Selama di Rengat, ia bergabung dengan PS POP (binaan Polres Indragiri Hulu). Selama di PS POP, dirinya selalu diikutkan pelatih untuk setiap turnamen sepak bola lokal antar Kabupaten Inhu.

"Wakapolres Indragiri Hulu yang ketika itu dijabat Mayor Pol Soni, senang melihat saya bermain. Bahkan, beliau pernah menawarkan saya untuk menjadi anggota Polri setelah tamat SMP. Tapi saya tidak mau, karena saya masih ingin main sepak bola dan melanjutkan sekolah. Tahun 1984, saya bersama keluarga pulang kampung ke Padang dan masuk SMA 1 Padang," ujarnya.

Di Kota Padang, Anton gabung dengan PS Mangkudum dan ikut kopetensi PSP Padang tahun 1985 yang diselenggarakan di Lapangan Imam Bonjol, dengan pertandingan pertama melawan PS Angkatan Darat (PSAD). Anton kala itu, adalah pemain inti PS Mangkudum bersama Indra Syafri, pelatih Timnas Indonesia sejumlah kelompok umur. Pada pertandingan pertama, Anton pun langsung dipantau PSP Padang.

Anton pun lolos seleksi PSP Padang dan mengikuti kopetensi Divisi Utama PSSI yang saat itu disisi oleh klub-klub sepak bola terbaik seperti Persib Bandung, Persiraja Banda Aceh, Persipura, PSM Makasar, Persebaya, PS Bengkulu, dan PSIS Semarang.

"Saat gabung PSP, umur saya masih 18 tahun. Dari semua pemain, saya yang paling kecil," katanya.

Satu musim memperkuat PSP Padang di Divisi Utama, pada tahun 1986 Anton mengikuti latihan untuk persiapan Porda Sumbar mewakili Kota Padang. Di hari pertama latihan, tiba-tiba Pelatih Kepala Semen Padang FC Suhatman Imam yang sebelumnya adalah pelatih kepala PSP Padang, datang menghampiri sejumlah pemain Porda.

Usai latihan, Suhatman Imam menawari dirinya untuk bergabung dengan Semen Padang FC. Dengan senang hati, Anton langsung menerima tawaran tersebut dan di tahun yang sama, dia pun resmi berkostum Kabau Sirah (julukan Semen Padang FC). Selain Anton, dua pemain Porda lainnya juga ikut diajak Suhatman Imam ke Kabau Sirah, yaitu Afdal Yusra dan Wellyansyah.

"Saya ini generasi kedua di Semen Padang FC bersama dengan sejumlah pemain lainnya seperti Wellyansyah, Delfi Adri, Afdal Yusra, Toufik Yunus, dan Masykur Rauf. Sedangkan generasi pertama Semen Padang FC ketika itu, adalah Muhamarman, Ramlan, Aprous, Syafrianto Rusli dan Suranto. Saya berseragam Semen Padang FC sejak 1986 hingga 1996," tutur Anton.

Selama satu dekade bersama Semen Padang FC, alumni SMA Negeri 1 Padang itu juga merasakan masa-masa kejayaan Semen Padang FC di kancah sepak bola Indonesia. Mulai dari juara Piala Galatama pada tahun 1992 setelah mengalahkan Arema Malang di final berkat gol semata wayang Delfi Adri, hingga mewakili Indonesia di Piala Winners Asia tahun 1993–1994 sampai ke babak delapan besar.

Pada penampilan perdananya di kancah Asia ini, Semen Padang FC mendapatkan bye dari putaran pertama dan berhasil mengalahkan wakil Vietnam Cảng Sài Gòn dengan skor agregat 2-1 pada putaran kedua. Di putaran ketiga, Semen Padang terpaksa mengakui keunggulan wakil Jepang Nissan Motors F.C. dengan agregat 2-12, setelah berhasil menang 2-1 di laga kandang.

"Setelah 10 tahun di Semen Padang FC, saya pindah ke PSP Padang dari 1996 hingga pensiun sebagai pesepakbola profesional pada tahun 2002 di usia 37 tahun. Di musim pertama bersama PSP Padang, saya bersama Taufik Yunus, Delfi Adri, Abdul Aziz dan Trisno Afandi, berhasil membawa PSP Padang Juara Divisi 1 dan promosi ke kancah liga tertinggi Indomesia (Liga 1)," bebernya.

Setelah mengakhiri karir sebagai pesepa kbola profesional, Anton kemudian kembali ke PT Semen Padang dan bekerja sebagai karyawan pada umumnya. Selama berkarir sebagai pemain sepakbola, baik di Semen Padang FC maupun di PSP Padang, Anton mengaku tidak pernah masuk kantor.

"Saya fokus di sepak bola dan diberikan kebebasan untuk main di tim mana pun. Tentunya, kebebasan tersebut adalah sebuah apresiasi dari manajemen PT Semen Padang," tuturnya.

Di sisi lain, Anton juga menyinggung soal kondisi Semen Padang FC saat ini. Suami dari Wirda Westi ini berharap agar Semen Padang FC kembali ke Liga I. Untuk itu, ia pun mengajak masyarakat Sumbar, khususnya fans Semen Padang FC untuk mendoakan agar Semen Padang FC kembali ke Liga I musim depan.

Baca Juga: Semen Padang Dirugikan 2 Kali Pertandingan, Andre Rosiade Marah dan Minta PSSI Awasi Wasit Liga 2

"Level Semen padang FC itu Liga 1. Jadi, sedih rasanya kalau Semen Padang Fc tetap masih berada di Liga 2. Mudah-mudahan, tahun depan Semen Padang kembali ke Liga I, karena kalau dilihat dari dua kali permainan terakhir hasilnya bagus, karena mendapat poin di kandang lawan. Namun begitu, saat main di kandang, Semen Padang FC harus menang," ujarnya. [fru]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Semen Padang Bantu Tingkatkan Pelayanan Publik Berbasis HAM di MPP Bukittinggi
Semen Padang Bantu Tingkatkan Pelayanan Publik Berbasis HAM di MPP Bukittinggi
25 Penerima Beasiswa Anak Nagari Semen Padang PNP Terpilih, Siap Menjalani Pendidikan Vokasi Bermutu
25 Penerima Beasiswa Anak Nagari Semen Padang PNP Terpilih, Siap Menjalani Pendidikan Vokasi Bermutu
Ribuan Jamaah Padati Plaza Kantor Pusat PT Semen Padang untuk Salat Idulfitri
Ribuan Jamaah Padati Plaza Kantor Pusat PT Semen Padang untuk Salat Idulfitri
Semen Padang Bantu 125 KK Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi
Semen Padang Bantu 125 KK Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi
Mudik Gratis BUMN: Antusiasme Perantau Minang di Dumai Sambut Program Semen Padang
Mudik Gratis BUMN: Antusiasme Perantau Minang di Dumai Sambut Program Semen Padang
Sambut HUT Kementerian BUMN, Semen Padang Gelar Pasar Murah, Mudik Gratis dan Bazar UMKM
Sambut HUT Kementerian BUMN, Semen Padang Gelar Pasar Murah, Mudik Gratis dan Bazar UMKM