Ketahui lebih Jauh Seluk Beluk Uji Laik Fungsi Jembatan sebelum Dioperasikan

Ketahui lebih Jauh Seluk Beluk Uji Laik Fungsi Jembatan sebelum Dioperasikan

Sebelum resmi dilewati kendaraan, jembatan wajib dilakukan uji laik fungsi. Terlihat salah satu jembatan yang dalam proses uji laik fungsi. [Foto: Dok. Bina Marga]

Jakarta, Padangkita.comSalah satu upaya untuk memastikan jembatan siap digunakan adalah melalui uji laik fungsi struktur. Tujuannya, memastikan kinerja jembatan dalam kondisi sehat secara sistem, struktur, dan siap untuk dilalui oleh pengguna jalan.

Kepala Balai Jembatan, Panji Krisna Wardana mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 10 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan, Uji Laik Fungsi merupakan salah satu persetujuan teknis yang harus dipenuhi untuk Jembatan dan Terowongan Jalan dengan kriteria khusus.

“Uji laik fungsi jembatan itu dilakukan untuk jembatan yang baru selesai konstruksi, kalau hasilnya oke baru kendaraan bisa lewat. Selain itu, uji laik fungsi juga untuk jembatan pasca-direhabilitasi, karena setelah penggantian part jembatan harus dicek lagi apakah hasilnya aman atau tidak,” ungkap Panji dalam Podcast Bincang Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga, dikutip Rabu (1/11/2023).

Menurut dia, untuk memastikan jembatan laik atau kinerjanya terpenuhi, maka diukur atau diuji pada beban statik dan dinamik. Untuk pengujian beban statik meliputi pengukuran lendutan dan residunya, pengukuran regangan elemen struktur, pengukuran pergeseran bearing, pengukuran pergerakan pile cap, dan pengukuran gaya kabel. Sedangkan pengujian beban dinamik meliputi pengukuran frekuensi (sebelum dan sesudah uji statik), pengukuran rasio redaman, dan pengukuran DAF (Dynamic Amplification Factor).

Untuk keamanan uji fungsi jembatan, Balai Jembatan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu sekitar 17 hari kerja mulai dari persiapan alat-alat, proses uji beban yang menggunakan truk di atas jembatan secara bertahap. 

“Pengujian laik fungsi struktur jembatan ini dilakukan secara bertahap, jadi bebannya 25 persen dulu, lalu dicek keamanannya, terus ditambah lagi 25 persen, lalu dicek kembali keamanannya hingga 70 persen. Tapi kontrolnya sendiri kita ada, jangan sampai kita lolos dari nilai keamanan tertentu, makanya kita kasih beban 70 persen saja, tapi nilai ini merepsentasikan 100 persen untuk desain tertentu,” terang Panji.

Pengujian laik fungsi struktur jembatan menggunakan alat teknologi cukup presisi dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Panji menjelaskan, untuk mengukur lendutan jembatan, digunakan alat sensor Linear Variable Differential Transformer (LVDT) atau bisa juga menggunakan Laser Robotic Total Station yang disimpan dibawah jembatan. 

Untuk mengukur vibrasi, digunakan alat accelerometer yang dipasang di atas jembatan dengan sistem wireless yang dapat diukur menggunakan komputer. Selanjutnya, untuk mengukur regangan, digunakan alat Vibrating Wire Strain Gauge. Alat ini seperti sensor yang dipasang di baja dan akan membaca peregangan baja.

 “Setelah pengujian selesai dengan alat dan full beban menggunakan truk secara bertahap, datanya dicek kembali dengan desain. Lalu didiamkan sebentar untuk mengetahui perubahan, jika tidak terjadi perubahan dan sangat stabil pada jembatan, truk keluar satu persatu. Setelah itu tuntas untuk proses uji laik fungsi, biasanya dua hari sampai maksimum tiga hari,” terangnya.

Panji melanjutkan, apabila saat dilakukan uji laik fungsi kondisi jembatan tidak memenuhi kriteria yang ditentukan, seperti lendutan melebihi batas ijin atau melebihi rencana, atau terjadi keretakan pada jembatan maka uji laik fungsi dihentikan dan jembatan tidak lolos dalam uji laik fungsi.

“Apabila ada jembatan yang kita uji bermasalah, maka harus ada evaluasi dulu dari konsultan perencana, kontraktor, dan semua pihak terkait pelaksanaan pembangunan untuk mengevaluasi perbedaan desain, dengan hasil uji dan yang terpasang. Jika ada yang kurang, maka kita perkuat. Atau ada pembatasan beban, boleh dilewati tapi bebannya dibatasi,” kata dia.

Baca juga: Apa Beda Jembatan Khusus dengan Jembatan Standar? Ini Penjelasan dari Ahlinya

Sebagai informasi, pihak yang terlibat dalam melakukan uji laik fungsi jembatan, yaitu pemilik jembatan, kontraktor pelaksana, konsultan perencana, konsultan CES (Construction Engineering Services), konsultan pengawas, konsultan pelaksana uji beban, Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Balai Jembatan selaku Sekretariat KKJTJ. [*/pkt]

Baca berita Infrastruktur terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Andre Rosiade: Hutama Karya “Pemenang” Tender Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik
Andre Rosiade: Hutama Karya “Pemenang” Tender Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik
2.432 Kilometer Jalan Tol Dibangun Kementerian PUPR Selama 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
2.432 Kilometer Jalan Tol Dibangun Kementerian PUPR Selama 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
Update Flyover Sitinjau Lauik, Andre Rosiade: Pengumuman Pemenang Lelang 7 Oktober 2024
Update Flyover Sitinjau Lauik, Andre Rosiade: Pengumuman Pemenang Lelang 7 Oktober 2024
Pengumuman Pemenang Tender Flyover Sitinjau Lauik Ditunda, Andre Rosiade Ungkap Penyebab
Pengumuman Pemenang Tender Flyover Sitinjau Lauik Ditunda, Andre Rosiade Ungkap Penyebab
Bendungan Irigasi Koto Kandis Mulai Diperbaiki, Pembangunan Ulang Butuh Rp30 Miliar  
Bendungan Irigasi Koto Kandis Mulai Diperbaiki, Pembangunan Ulang Butuh Rp30 Miliar  
Perbaikan Irigasi Nagari Jawi-Jawi Tuntas, Telan Anggaran Rp2,8 Miliar dan Ini Pesan Gubernur
Perbaikan Irigasi Nagari Jawi-Jawi Tuntas, Telan Anggaran Rp2,8 Miliar dan Ini Pesan Gubernur