Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah meminta kementerian atau instansi terkait untuk terlibat secara aktif dalam percepatan pembangunan kawasan PDRI
Padang, Padangkita.com - Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah meminta kementerian atau instansi terkait untuk terlibat secara aktif dalam percepatan pembangunan kawasan Monumen Nasional Bela Negara (PDRI).
Kawasan itu terletak di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota seluas 50 hektare.
Hal tersebut disampaikan Mahyeldi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Forum Bela Negara Sumatra Barat (FBN Sumbar) saat pertemuan dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Andika Perkasa di Markas Besar (Mabes) TNI AD, Jakarta, Rabu (27/1/2021).
"Dari 50 hektare lahan yang direncanakan untuk bangunan Monumen Nasional Bela Negara beserta fasilitas pendukungnya, baru 20 hektare yang dapat dibangun sejak tahun 2013," kata Mahyeldi.
Pembangunan itu, lanjut dia, menggunakan dana tugas pembantuan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Sedangkan sisanya seluas 30 hektare untuk pembangunan kawasan Indonesia Mini (bangunan monumental yang mewakili provinsi seluruh Indonesia) belum dibangun apa-apa," ujarnya.
Wali Kota Padang yang juga Gubernur Sumbar terpilih ini menganggap pemerintah dalam hal ini Presiden perlu mengeluarkan semacam keputusan yang konsepnya dibuat oleh Kementerian Pertahanan tentang percepatan pembangunan Monumen Bela Negara, agar seluruh Kementerian terkait terlibat secara aktif mempercepat pembangunan kawasan Monumen Bela Negara sesuai tanggung jawab masing-masing.
"Monumen Nasional Bela Negara merupakan ikon sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang masterplan-nya meliputi Monumen Bela Negara (museum dan auditorium), gerbang, penginapan, plasa, restoran, visitor center, playing pedestrian, tempat penjualan suvenir, tempat pengelola, masjid dan area pengingat," paparnya.
"Hingga saat ini baru Monumen Nasional Bela Negara yang sudah selesai pembangunannya. Hal ini terlihat dari berdirinya dua bangunan gedung yang megah sesuai masterplan berupa museum dan auditorium, sementara bangunan penunjang lainnya belum ada," sambungnya.
Lebih lanjut Mahyeldi menjelaskan, Monumen Nasional Bela Negara mengambil desain dengan mengubah Rumah Gadang yang merupakan simbol lokal dan refleksi dari bahtera. Titik massa bangunan yang terbelah dua menunjukkan kondisi darurat yang mendesak untuk dilakukan langkah penyelamatan.
Baca juga: Update Covid-19 Pessel: Bertambah 2 Orang, Sembuh 10 Orang, Meninggal 1 Orang
"Titik rangka baja yang menyelimuti bangunan menjadi simbol kesementaraan sekaligus keberlanjutan sebagai refleksi keberadaan PDRI dalam menjaga eksistensi NKRI. Kulit bangunan terbuat dari rangkaian rangka baja dapat mengurangi glare pada dinding bangunan yang terbuat dari kaca serta sebagai elemen pembentuk efek," ucapnya. [pkt]