Kejar Target 231 Ribu Barel per Hari, DPR Ingatkan PHR Pertimbangkan Economic Wise

Kejar Target 231 Ribu Barel per Hari, DPR Ingatkan PHR Pertimbangkan Economic Wise

Komisi VII DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Kantor Pertamina Hulu Rokan, Pekanbaru, Riau. [Foto: Dok. Pertamina Hulu Rokan]

Pekanbaru, Padangkita.com - Komisi VII DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Kantor Pertamina Hulu Rokan, Pekanbaru, Riau. Dalam pertemuan, terdapat beberapa pembahasan, salah satunya terkait dengan upaya peningkatan lifting minyak oleh perusahaan tersebut.

Hingga kini, Pertamina Hulu Rokan (PHR) setiap harinya tercatat melakukan lifting minyak bumi sebanyak lebih dari 160 ribu barel. Angka ini meningkat sejak pertama kali dilakukan serah terima dari Chevron ke Pertamina, namun masih jauh di bawah capaian pada rentang 1980 - 1990-an.

Pada tahun 2031 mendatang, PHR ditargetkan harus mampu melakukan lifting minyak bumi hingga 231 ribu barel per hari. Hal ini ditujukan untuk mendukung target 1 juta barel per hari yang dicanangkan SKK Migas.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon dalam kesempatan itu, meminta PHR untuk tetap berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah yang akan mendukung pencapaian target tersebut. Ia menekankan agar PHR mempertimbangkan dari sisi ekonomi, seperti membandingkan investasi yang dilakukan dengan hasil yang akan didapatkan.

“Dia (PHR) akan mencoba di tahun 2031 itu kurang lebih sekitar 231 ribu barel per day (bpd). Kita mau coba buktikan, tapi kembali lagi harus economic wise. Tidak mungkin kalau kita investasinya terlalu besar tapi dengan hasil yang cuma 231 ribu barel. Itu harus betul-betul economic wise,” ingatnya seusai rapat di Pekanbaru, Riau, Jumat (1/9/2023).

Dony menjelaskan bahwa Blok Rokan yang kini dikelola PHR pernah mencapai produksi tertingginya pada awal era tahun 1980-an, hingga mencapai 1,2 juta barel per hari. Produksi Blok Rokan terus menurun hingga berhenti produksi selama 3 tahun, sebelum resmi dilakukan serah terima. Di awal operasionalnya di bawah PHR, produksi Blok Rokan hanya berkisar 100 ribu barel per hari dan jumlahnya terus meningkat.

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PDI-P ini menyampaikan bahwa dengan progres yang ditunjukkan oleh PHR, maka target 231 ribu barel per hari pada 2031 kemungkinan besar dapat terealisasi. Terlebih, saat ini, menurut dia, PHR masih melakukan uji coba dalam berbagai hal termasuk dalam penggunaan teknologi.

“Menurut saya dengan progres yang ada hari ini, dalam waktu hampir dua tahun di sini, mereka (PHR) ambil alih dari Chevron dengan meningkatnya sudah hampir 30 ribu barel. Saya pikir mereka sanggup (mencapai target lifting) karena ini case-nya sekarang mereka trial and error dalam menggunakan teknologi segala macam (yang) sudah meningkat seperti itu. Kalau PHR mendapatkan satu teknologi yang betul-betul mereka bisa kondisikan, Insya Allah (lifting migas) akan naik jauh lebih tinggi,” lanjut legislator Dapil Jawa Barat XI itu.

Terkait dengan upaya peningkatan produksi dari Blok Rokan, Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir juga menyampaikan harapannya. Legislator Dapil Riau II berpendapat, bahwa PHR harus mencari tenaga ahli dengan teknologi terbaik yang bisa mencari titik sumur minyak dengan kapasitas yang besar.

Baca juga: Usai Tinjau Langsung ke Lapangan, Komisi IV DPR Sepakat Lanjutkan Program Food Estate

Selain itu, hal lain yang menjadi sorotan anggota maupun pimpinan Komisi VII DPR RI adalah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) serta keterlibatan masyarakat lokal dalam operasional PHR.

Komisi VII DPR RI meminta agar Pertamina tak hanya memanfaatkan hasil bumi yang ada di Riau tapi juga bisa memberikan dampak baik masyarakat Riau. [*/pkt]

Baca berita Ekonomi terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Iklan

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Padangkita.com tidak terlibat dalam pembuatan konten ini.

Baca Juga

KBRI Jadi Garda Terdepan Tarik Investasi dari Jepang ke Indonesia
KBRI Jadi Garda Terdepan Tarik Investasi dari Jepang ke Indonesia
Tekan Konflik Sosial, Sertifikasi Tanah Ulayat Perlu Terapkan Pendekatan Konsensual
Tekan Konflik Sosial, Sertifikasi Tanah Ulayat Perlu Terapkan Pendekatan Konsensual
‘Bullying’ Libatkan Anak Mengkhawatirkan, Puan Minta Pemerintah Petakan Faktor Penyebab
‘Bullying’ Libatkan Anak Mengkhawatirkan, Puan Minta Pemerintah Petakan Faktor Penyebab
Ono Surono Tinjau Dampak Kekeringan Akibat El Nino di Kabupaten Kudus
Ono Surono Tinjau Dampak Kekeringan Akibat El Nino di Kabupaten Kudus
Mulyanto Tolak Wacana Penghapusan BPH Migas, Ini Alasannya
Mulyanto Tolak Wacana Penghapusan BPH Migas, Ini Alasannya
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan melalui P3S
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan melalui P3S