Padangkita.com - Aplikasi identifikasi telepon dan pemblokir spam nomor satu di dunia, Truecaller, melaporkan Indonesia berada di posisi ke-6 sebagai negara penerima panggilan spam terbanyak di dunia.
Laporan bertajuk "Truecaller Insights Report 2020" tersebut dirilis pada Kamis (10/12/2020) lalu dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak panggilan spam secara global.
Berdasarkan laporan tersebut, panggilan spam di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 34% atau rata-rata 18,3 panggilan per bulan.
"Dari 27,9 panggilan spam per bulan [pada tahun 2019] turun menjadi 18,3 persen [pada tahun 2020]," ujar Kim Fai Kok, Director of Communications di Truecaller, dilansir dari Liputan6.com.
Panggilan spam di Indonesia, menurut Truecaller, didominasi oleh layanan keuangan yang menyumbang hingga 52 persen.
Kemudian, di posisi kedua ditempati oleh layanan asuransi yang menyumbang 25 persen. Lalu di posisi ketiga dan keempat ada spam dari operator dan layanan scam atau penipuan dengan porsi masing-masing 11 dan 9 persen.
Baca juga: Whatsapp Business Kini Dilengkapi Fitur Keranjang Belanja
Sementara spam dari penagih utang atau debt collector menempati kategori kelima dengan kontribusi 3 persen.
Truecaller juga melaporkan, 99 persen panggilan spam di Indonesia berasal dari nomor domestik.
Secara global, panggilan spam terkait pandemi Covid-19 cukup mendominasi. Meskipun di periode awal pandemi di mana virus Corona menyebar dengan cepat dan berbagai negara memberlakukan lockdown ketat, Jumlah panggilan spam merosot di periode ini.
Namun, sejak Mei hingga Oktober 2020, semakin banyak oknum yang memanfaatkan kondisi yang serba tidak pasti di tengah pandemi.
Pada Mei, jumlah panggilan spam mulai tumbuh kembali dan terus meningkat 9,7 persen per bulan. Truecaller mencatatkan angka panggilan spam tertinggi di bulan Oktober, yaitu 22,4 persen lebih tinggi dari periode sebelum lockdown. [*/try]