Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Seorang tentaran transgender pertama Korea Selatan ditemukan tewas di kediamannya.
Padangkita.com - Publik Korea Selatan digemparkan dengan kematian sosok mantan tentara yang lakukan transgender. Pria tersbeut bernama Byun Hee-soo, 23 tahun.
Byun ditemukan di kediamannya dalam keadaan sudah tak bernyawa. Sebelumnya, Byun sebelumnya merupakan tentara Korea Selatan, namun lantara lakukan transgender, pria ini pun dipecat dari jabatannya.
Hal yang mengejutkan warganet ialah ketika dirinya ditemukan udah tak bernyawa lagi. Hingga kini, penyebab kematian waria tersebut masih menjadi teka-teki, dilansir dari BBC.
Byun, sebelum kematiannya, sempat meluncurkan gugatan hukum penting terhadap militer pada Januari 2020 atas pemecatannya.
Petisi untuk mengembalikkan pekerjaannya ditolak pada Juli 2020. Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara konservatif dalam masalah identitas seksual, hingga saat ini.
Laki-laki berusia 23 tahun yang mengubah diri menjadi perempuan itu telah menerima konseling dari pusat kesehatan mental di provinsi asalnya di Gyeonggi, utara Seoul.
Namun sejak 28 Februari, konselornya mengatakan sudah tidak mendapat kabar lagi dari Byun. Sehingga, ia menjadi khawatir dan memutuskan untuk menghubungi layanan darurat untuk mengecek kondisi Byun di rumahnya.
Sayangnya, Byun yang ditemui di rumah sudah tidak bernyawa. Pasalnya, di Korea Selatan, semua pria yang berbadan sehat diharuskan menjalankan dinas militer selama hampir 2 tahun.
Menjadi LGBT di Korea Selatan
Pada Desember, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Korea mengatakan keputusan untuk tidak mengizinkan Byun terus bertugas di militer, karena tidak memiliki dasar hukum.
Menjadi LGBT di Korea Selatan sering dilihat sebagai cacat atau penyakit mental, atau oleh gereja konservatif yang kuat disebut sebagai dosa.
Kasus transgender Byun memicu perdebatan tentang perlakuan terhadap pasukan transgender dan tentara dari komunitas LGBTQ di negara tersebut.
Sebelum meninggal, Byun sempat mengungkapkan keinginannya saat masih aktif di militer, untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa seorang transgender juga bisa menjadi salah satu tentara hebat yang melindungi negara.
Sementara, juga tidak ada undang-undang anti diskriminasi yang berlaku di negara Gingseng itu. Dalam kasus Byun, juru kampanye anti-LGBT telah berusaha untuk mengidentifikasi dirinya secara online.
Baca Juga: Kisah Pasangan Transgender, Sang Suami Melahirkan Bayi Laki-laki
Kelompok tersebut juga mengadakan demonstrasi yang mendesak militer untuk memecatnya, setelah berita tentang kasus tersebut muncul dan mendorong aksi demonstrasi lebih lanjut. [*/win]