Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah meminta Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar dan Kota Padang berkolaborasi untuk merancang pengembangan objek wisata Kota Tua.
Menurut Mahyeldi, kolaborasi tersebut penting agar lokasi tersebut menjadi lebih terawat dan menarik untuk dikunjungi.
"Untuk menjaga kesinambungan nilai-nilai budaya yang terkandung dari masa ke masa di Kota Tua, Dinas Pariwisata Provinsi dan Kota Padang harus berkolaborasi untuk merancang pengembangannya agar lebih terawat dan menarik," ujar Gubernur Mahyeldi saat memberikan arahan pada Focus Group Discussion (FGD) Master Plan Kota Tua Padang di Aula Kantor Gubernur, Selasa (4/7/2023).
Ia menyebut, Kota Padang adalah pintu gerbang Provinsi Sumbar. Di Padang ada peninggalan bersejarah sekaligus warisan budaya yang berupa bangunan kota pada zaman dahulu, atau yang biasa dikenal dengan Kota Tua.
Ia menilai di Kota Tua keunikan itu sudah ada, selanjutnya yang perlu dirumuskan itu adalah bagaimana cara mengemas dan mempromosikannya.
"Pariwisata itu perlu kreativitas, tidak bisa hanya mengandalkan apa yang ada saja," ingat Mahyeldi.
Gubernur Mahyeldi mengatakan, sepanjang tahun 2022, angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumbar mencapai 4.114 orang. Kemudian, untuk tahun 2023 ini, mulai dari bulan Januari hingga April angka kunjungan wisatawan mancanegara telah mencapai 13.344 orang. Itu berarti telah meningkat secara signifikan dibandingkan tingkat kunjungan tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk wisatawan nusantara, jumlah kunjungan selama tahun 2022 berjumlah 6.020.055 orang. Sementara untuk tahun 2023 ini, hingga bulan April tercatat jumlah kunjungan sebanyak 2.596.670 orang.
"Kita optimistis, angka kunjungan wisatawan tahun ini akan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Maka dari itu, kita perlu terus berbenah," kata Gubernur Mahyeldi.
Terkait pengembangan Kota Tua di Padang, ia menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung dalam bentuk penyusunan guideliness (aturan pemanfaatan).
Kemudian, penyusunan Master Plan Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang, penyelenggaraan berbagai event promosi (cap go meh dan pasar malam imlek, festival multicultural, event Minang fashion festival, Pasar Ekraf di kawasan Kota Tua Padang), Normalisasi Sungai Batang Arau dan Penataan Kawasan Dermaga Kota Tua Padang.
"Kita berharap semua itu dapat berjalan sesuai rencana. Khusus untuk Master Plan, kita perlu dukungan kebijakan dari Wali Kota Padang, berupa penerbitan Peraturan Walikota (Perwako). Sehingga nantinya itu bisa dijadikan sebagai pedoman dalam pembangunan dan pengembangan," harapnya.
Pada FGD tersebut, Mahyeldi juga mengajak seluruh unsur untuk bersinergi dan berkolaborasi agar upaya yang telah dirancang dapat dimaksimalkan. Baik untuk pembangunan maupun pengembangan Kota Tua tersebut nantinya.
Sementara itu, Kepala Dinas Parawisata Sumbar Luhur Budianda melaporkan tujuan FGD ini dilakukan untuk menguatkan pondasi perencanaan yang cocok untuk kota tua dalam jangka panjang.
"Bagaimana bisa merumuskan rencana pengembangan yang cocok untuk dipakai jangka panjang, bisa dipakai untuk 20 hingga 50 tahun ke depan. Itulah tujuan dari acara ini," ucap Luhur.
Baca juga: Rencana Konsep Kota Tua di Padang, Wisatawan Hanya Boleh Berjalan Kaki dan Naik Sepeda
Ia mengatakan, menghadirkan destinasi wisata unggulan yang berkelas dunia di Sumbar merupakan salah satu program unggulan dari kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini. [*/adpsb]