Padangkita.com - Selain banjir bandang dan gunung meletus, kota Padang juga pernah tercatat mengalami bencana besar yakni gempa yang diringi oleh tsunami. Gempa dan tsunami ini meluluh lantakan kota Padang saat itu. Gempa bumi yang dirasakan di
Sumatera Barat tersebut terjadi pada tahun 1797.
Berdasarkan catatan sejumlah literasi dan penelitian yang dilakukan oleh Danny Hilman dan Kerry Sieh dari California Institute of Technology Amerika Serikat mengungkapkan bahwa gempa bumi yang terjadi pada 1797 merupakan bagian dari segmen sumatra yang berada di patahan megethrust sunda.
Kekuatan gempa sendiri diperkirakan mencapai 8.3 - 8.7 skala richter dan merusak sejumlah bangunan yang ada di sumatera barat dan bengkulu waktu itu. Dua peneliti tersebut menyatakan bahwa gempa dan tsunami menyebabkan 300 orang meninggal dunia.
Selain itu, akibat dahsyatnya gempa 1797, Kapal-kapal milik Inggris dengan berat mencapai 150 hingga 200 ton terbawa ombak hingga ke pedalaman Batang Arau atau sekira 1 kilometer dari bibir pantai. Tinggi gelombang tsunami di Padang dan desa Air
Manis diperkirakan sekitar 5-10 meter. Para ahli menyimpulkan tsunami tahun 1797 kemungkinan besar disebabkan oleh longsor bawah laut yang dipicu oleh gempa bumi.Lama guncangan gempa yang dirasakan waktu itu diperkirakan hingga satu menit.
Selain gempa tahun 1797, gempa dengan kekuatan besar lainnya tercatat pernah terjadi pada 1833. Kekuatan gempanya diprediksi mencapai 9.0 skala richter. Namun tidak ada catatan mengenai jumlah korban jiwa yang terdampak akibat bencana tersebut.
Pada gempa 1797, saat tsunami menerjang kota Padang, beberapa orang di kampung Air Manis dilaporkan berusaha menghindar dan memanjat pohon untuk menyelematkan diri dari tsunami. Namun upaya mereka gagal. Mereka ditemukan meninggal dunia tergantung di atas pepohonan. Tsunami juga tercatat merendam kota Padang, beberapa rumah tersapu oleh gelombang tsunami.
Gelombang tunami yang terjadi berulang kali. Tercatat 3 hingga 4 kali gelombang tunami terjadi. Dalam satu laporan menyebutkan bahwa ketinggian tsunami 1797 mencapai 30 meter atau sepertiga Bukit Gunung Padang. Namun laporan ini agak diragukan kevalidan informasinya.
Kapal-kapal yang berada di pinggir pantai tersapu hingga memasuki pedalaman kota Padang kala itu. Bahkan kapal besi milik Inggris yang berbobot hampir 200 ton tersampu hingga 1 kilometer ke arah dalam kota tepatnya di wilayah pasar burung. Kapal yang terbawa arus ini merusak sejumlah bangunan yang dilewatinya.
Peristiwa gempa terbesar sejauh ini di Kota Padang adalah gempa yang terjadi pada tahun 1797 dan 2009. Dengan membandingkan kota-kota lain, Kota Padang terbilang cukup sering peristiwa gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi tahun 28 Juni 1926 juga terbilang sangat luas dan memakan banyak korban dan kerugian materi yang sangat besar. Kejadian gempa bumi 1926 ini dianggap sebagai bencana.
Dari daftar panjang kejadian gempa di Kota Padang mengindikasikan bahwa Kota Padang rawan gempa sejak dari dulu. Untuk mengatisipasi ke depan, penduduk harus tetap waspada. Kejadian gempa sulit dideteksi. Kejadian bisa tiba-tiba.
Gempa itu sesungguhnya merupakan fenomena yang menunjukkan terjadinya proses pelentingan tepi lempeng Benua Eurasia yang tertekan oleh subduksi Lempeng Samudra Indo Australia. Kecepatan desakan lempeng itu sekitar 60 mm per tahun. Jadi, kita tetap harus waspada pada datangnya gempa.