Energi Gelombang untuk Indonesia Lebih Terang

Energi Gelombang untuk Indonesia Lebih Terang

Zamrisyaf memperagakan temuannya dibantu nelayan Ujung Batu, Koto Tangah, Padang. (Foto/Padangkita)

Lampiran Gambar

Zamrisyaf memperagakan temuannya dibantu nelayan Ujung Batu, Koto Tangah, Padang. (Foto/Padangkita.com)

ENERGI listrik menjadi persoalan nasional yang tak kunjung bisa teratasi sampai hari ini. Kondisi ini berimbas pada sektor usaha, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Target energi 35 ribu Megawatt pun dicanangkan pemerintahan Jokowi. Pertanyaannya, dari mana energi sebanyak itu dihasilkan? Berharap pada batu bara bukanlah pilihan tepat karena tergolong tidak ramah lingkungan.

Pilihan jatuh pada energi terbarukan, sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Peneliti asal Padang, Sumatera Barat, Zamrisyaf, mencoba mencarikan solusi akan persoalan ini.

Baca Juga:

Bagi Zamrisyaf, energi listrik 35.000 MW bisa diperoleh dengan mengoptimalkan potensi gelombang laut. Pemegang paten pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistem bandulan (PLTGL-SB) memprediksi, dengan panjang pantai Indonesia mencapai 99.000 kilometer, bisa memecahkan persoalan energi listrik nasional.

“Potensinya besar, untuk 1 km panjang pantai bisa menghasilkan energi listrik 2,5 MW – 10 MW,” kata Zamrisyaf pada kakilima.co. Menurut Zamri, bila 10 persen potensi panjang pantai dimanfaatkan gelombang lautnya, diperkirakan bisa menghasilkan energi listrik hingga 61.000 MW.

Angka ini bisa menutupi kebutuhan listrik nasional. Pria kelahiran Agam, Sumatra Barat 19 September 1958 itu, sejak tahun 2.000 berkutat mewujudkan idenya soal pembangkit listrik gelombang laut.

Memanfaatkan metode bandul yang sudah diujicobakan berkali-kali, dia pun berhasil memastikan mampu menghasilkan tenaga listrik dari gelombang laut. “Saya kira sudah berhasil, tinggal penyempurnaan. Untuk tahap pertama saya buat sederhana dengan kapasitas 50 Kw,” katanya.

Cara kerja alat ini cukup simpel. Metode bandul yang dikembangkan Zamrisyaf mengacu cara kerja kincir air. Bandul diletakkan di atas ponton dibiarkan mengambang di permukaan laut. Setiap gelombang yang menghempas ponton menghasilkan goyangan untuk menggerakkan bandul.

Baca Juga:

Gerakan teratur bandul akan menghasilkan memutar dynamo untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari pergerakan dynamo disimpan di gardu untuk disalurkan ke rumah-rumah penduduk.

Zamrisyaf menyebut penemuannya itu sebagai Bandul Energi Sistem Terpadu (BEST) Teknologi. Menurutnya, cara itu jauh lebih murah, mudah, efisien dan ramah lingkungan, sekaligus mampu menahan abrasi pantai.

Untuk tahap awal, yang menghasilkan energi 50 Kw, ayah tiga anak itu membuat pontoon dengan panjang 12 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 1,8 meter, plus tambahan tinggi 1,2 meter untuk pemasangan bandul. Perkiraannya, satu unit pontoon lengkap dengan sistem bandul yang dikembangkannya mengahbiskan anggaran hingga Rp2 miliar.

“Memang agak mahal, tetapi bisa diefisienkan. Misal, pontoon yang saya bikin dari besi, bisa diganti dengan plastik, sehingga lebih hemat,” kata alumni STM Muhammadiyah Padang itu.

Saat ini, konsep tersebut tenngah dikembangkan sejumlah negara seperti, Amerika Serikat dengan bendera Neptune Wave Power; Denmark dengan Wellow Penguin Wave Power, dan Korea Selatan dengan Risco.

Baca juga:

Sejumlah penghargaan atas inovasi itu telah ia terima, diantaranya tanda kehormatan Satyalencana Pembangunan dari presiden pada 2002, Dharma Karya Pertambangan dan Enegri 2005, Tuah Sakato 2008 dari Pemprov Sumbar, 100 Inovator Indonesia 2008 dari Kemenristek, dan teranyar ia menerima penghargaan Asean Energy Bussines Forum 2016 di Myanmar.

Meski sudah berhasil dan menerima berbagai penghargaan, dia mengaku kecewa karena minimnya dukungan pemerintah untuk pengembangan penemuan tersebut.“Apa artinya penghargaan, kalau temuan ini tidak bisa diwujudkan untuk masyarakat luas,” ujarnya.

Zamrisyaf mengharapkan pemerintah mau mendanai penelitian lebih lanjut dan pengembangan temuan itu secara massal, untuk mewujudkan swasembada energi di Tanah Air. Apalagi, katanya, Presiden Joko Widodo sudah menyatakan komitmen mengembangkan sektor kelautan. Tentu, termasuk memanfaatkan potensi gelombang untuk Indonesia lebih terang.

Tag:

Baca Juga

Resmikan Ponpes Modern Al-Bukhari, Mahyeldi Berharap Melahirkan Ulama Besar
Resmikan Ponpes Modern Al-Bukhari, Mahyeldi Berharap Melahirkan Ulama Besar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Wali Kota Tinjau Kesiapan Festival Muaro Padang, Berharap Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
Wali Kota Tinjau Kesiapan Festival Muaro Padang, Berharap Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
Trans Padang Menuju 5 Juta Penumpang! 10 Bus Baru Pacu Kenaikan Angka!
Trans Padang Menuju 5 Juta Penumpang! 10 Bus Baru Pacu Kenaikan Angka!
Wali Kota Padang Ajak Masyarakat Bantu Pengawasan Pembangunan di Koto Tangah
Wali Kota Padang Ajak Masyarakat Bantu Pengawasan Pembangunan di Koto Tangah
Optimis Capai Target PAD Rp706 Miliar, Wakil Wali Kota Padang Berpamitan dengan Aparatur Bapenda
Optimis Capai Target PAD Rp706 Miliar, Wakil Wali Kota Padang Berpamitan dengan Aparatur Bapenda